Lihat ke Halaman Asli

Bible CultureStudy

Pendidikan Kristen

Inkarnasi Kristus

Diperbarui: 3 Juni 2019   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kristologi BCS: Inkarnasi Kristus dan Historis istilah "Bapa, Anak, dan Roh" sebagai pribadi dalam pikiran Yudaisme.

Inkarnasi Yesus Kristus membuat teologi Proper (Doktrin Allah) Kristen menjadi "unik" dengan agama lainnya. Jika tidak ada Inkarnasi, maka konsep Allah Kristen akan sama persis dengan Proper Islam dan Yahudi.

Inkarnasi melahirkan 3 istilah menarik dalam Alkitab, yaitu "Bapa, Anak. dan Roh Kudus". Jika tidak berhati-hati mendekati topik ini, seseorang dapat jatuh dalam teologi Proper Sabelius, Montanisme, Arius, Unitarian, atau sejenisnya.

Salah satu kelompok yang salah memahami hubungan Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Saksi Yehuwa. Golongan ini membuat tingkatan antara ketiga pribadi ini. Ibaratnya, Bapa itu Jenderal bintang 4, Anak itu jenderal bintang 2, sedangkan Roh Kudus hanya berpangkat Kopral.

Kelompok Unitarian ingin memelihara konsep monotheisme Yahudi yang seirama dengan doktrin Proper Islam.

Jika tidak memahami "culture" atau budaya Yudasime, mustahil dapat memahami istilah "Bapa, Anak, dan Roh". Itu sebabnya beberapa Kaum Kristen memiliki doktrin Tri Tunggal yang sumbang juga. Beberapa diantara mereka memahami bahwa Bapa itu lebih tinggi dari Anak. Jika begini, nanti akan sulit menyediakan ruang bagi "Allah" jika "Bapa lebih tinggi dari Anak dan Roh.

Coba lihat, nanti akan ada 4 ruangan yang perlu kita sediakan untuk berdiskusi jika konsep Inkarnasi tidak dipahami dengan benar menurut penulis Alkitab. 4 Ruangan itu adalah tempat bagi Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Versi Full di Youtube BCS ber-durasi sekitar 2,5 jam karena pertanyaan dari Jemaat Awam kami upload juga sehingga Generasi Muda yang memiliki pertanyaan yang mirip, dapat mendengarkan jawaban.

#BCSclass

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline