Lihat ke Halaman Asli

Salsabila Rizqullah

Universitas Airlangga

Menyusuri Kesehatan Mental di Balik Kesibukan Mahasiswa

Diperbarui: 21 Juni 2024   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan mahasiswa sering digambarkan sebagai masa yang penuh kegembiraan, petualangan dan pengalaman baru. Namun, di balik hal tersebut, mahasiswa sering kali menghadapi tekanan akademik, sosial, dan emosional yang signifikan. Kesehatan mental merupakan aspek yang sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Kehidupan mahasiswa seringkali dipenuhi dengan tumpukan tugas, tenggat waktu yang ketat, dan berbagai kegiatan organisasi. Selain itu, mahasiswa juga menghadapi tekanan ekonomi dan sosial serta ekspektasi yang tinggi dari lingkungan sekitarnya. Semua ini menjadikan masa kuliah  penuh dengan aktivitas dan tantangan. Dibalik kehidupan mahasiswa yang sibuk terdapat dampak yang sering diabaikan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa.

Tekanan akademik adalah salah satu dampak utama dari kesibukan mahasiswa. Tuntutan akan hasil yang baik, persaingan yang ketat, dan beban studi yang berat dapat mengakibatkan tingkat depresi yang tinggi. Mahasiswa sering kali merasa terdesak oleh tenggat waktu tugas, ujian, dan presentasi. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Setiap tahunnya jumlah gangguan depresi pada remaja kian meningkat. Pengaruh dari gangguan kesehatan mental dapat berasal dari bermacam-macam faktor contohnya dari keluarga dan lingkungan sekitar. Terkadang banyak dijumpai keluarga yang tidak harmonis, tidak mendukung keinginan sang anak, atau keadaan lingkungan sekitar yang buruk. Hal ini dapat menjadi salah satu pemicu datangnya gangguan kesehatan mental pada mahasiswa.

Kesibukan yang melibatkan jam belajar yang panjang, pekerjaan paruh waktu, dan keterlibatan dalam organisasi mahasiswa juga bisa menyebabkan tekanan sosial. Tekanan sosial ini dapat membuat mahasiswa menjadi tidak terkendali dengan pikiran yang berkecamuk tak mau berhenti di dalam kepalanya. Mahasiswa mungkin merasa terpisah dari teman-teman mereka dan kurang memiliki waktu untuk bersosialisasi atau menjalin hubungan yang kuat. Rasa kesepian ini bisa menjadi pemicu stres dan masalah kesehatan mental lainnya. Kesibukan mahasiswa juga seringkali mengakibatkan kurangnya waktu untuk beristirahat dan merawat diri sendiri. Kurangnya tidur, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan kesehatan tubuh. Ketidakseimbangan antara beban akademik dan kesehatan fisik sering kali mengakibatkan stres dan kelelahan.

Kesibukan yang terus-menerus seringkali membuat mahasiswa merasa sulit untuk merencanakan waktu untuk bersantai dan melakukan aktivitas yang mereka nikmati. Kekurangan waktu untuk relaksasi dan hobi dapat mengganggu keseimbangan emosional dan menyebabkan kelelahan mental. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental bagi para mahasiswa diantaranya seperti, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang efektif untuk mengatasi kesibukan mereka. Penting untuk menjaga pola tidur yang baik, makan dengan sehat, dan berolahraga secara teratur untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental. Mahasiswa harus terbuka tentang tekanan dan stres yang mereka rasakan. Berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor kesehatan mental dapat membantu mengurangi beban emosional.

Kesimpulannya adalah kesehatan mental mahasiswa merupakan aspek yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Kesibukan yang tinggi dalam kehidupan mahasiswa dapat berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. Dengan manajemen waktu yang bijak, perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan batin, serta dukungan dari teman dan sumber daya kesehatan mental dapat menjaga keseimbangan mental mahasiswa agar tetap sehat diantara kesibukan mereka sehari-hari. Dengan cara ini, para mahasiswa tetap dapat meraih prestasi akademik dan mengatasi tantangan kehidupan mahasiswa dengan lebih baik sembari tetap menjaga kesehatan mental yang kuat.

Referensi: 

Bukhori, B. (2006). Kesehatan Mental Mahasiswa ditinjau dari Religiusitas dan Kebermaknaan Hidup. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 11(22), 93-106.

I Budahu, S. F. N. A. (2021). Hubungan Antara Kebermaknaan Hidup Dengan Kesehatan Mental Positif Pada Mahasiswa . Jurnal Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 1(8),  1121-1128

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline