Lihat ke Halaman Asli

Digitalisasi Media dan Kebijakan Media Radio dalam Menghadapi Tantangan Era Media Sosial

Diperbarui: 6 Desember 2021   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Media Radio merupakan salah satu media yang erat dengan kehidupan masyarakat. Selama bertahun-tahun, Radio telah berjasa banyak dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Salah satu peran penting radio adalah menyebarkan berita mengenai Proklamasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Namun memasuki zaman digital, peran radio mulai dipertanyakan. Sedikit demi sedikit, peran radio mulai tergantikan oleh berbagai layanan streaming seperti Podcast. Melihat jumlah pendengar radio yang sedikit demi sedikit mulai berkurang, dan berkurangnya para pendengar radio membuat tim kami ingin menggali informasi lebih dalam seperti apa yang terjadi di radio masa kini.  Setelah menemukan narasumber yang bersedia di wawancara, dapatlah informasi-informasi yang bisa dijadikan sebuah pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Melalui wawancara yang dilakukan pada Rabu (1/12), Fazri Rizkiyah membantah pernyataan ini. Menurutnya, sekarang radio masih  terus berkembang dan masih banyak peminatnya. Menurut Fazri, radio akan tetap bisa bertahan jika mereka dapat mempertahankan ciri khas mereka yaitu membawakan informasi atau konten dengan cara yang interaktif dan aktif dalam memainkan imajinasi pendengar.

Namun radio pun juga harus mampu beradatapsi dengan perkembangan zaman. Menurut Fazri, MNC Trijaya sudah mencoba untuk memanfaatkan berbagai platform untuk mengembangkan peluang yang tidak terbatas ini. “Sebagus apapun program media cetak, eletronik, TV kalau peran dari tim marketing dan promosinya nol ya sia-sia, tetep harus ada promo dari radio.” Ujar Produser sekaligus Penyiar di Radio Trijaya ini.

Pernyataan ini juga didukung oleh Setyo Trijaya, salah satu Produser di Radio MNC Trijaya. Menurutnya, radio mempunyai pedoman 3 O yaitu On Air, Online, dan Offline. 3 O ini menjadi cara adatapsi mereka di era digital ini. Contohnya, untuk seksi Online MNC Trijaya mempunyai website dan media social untuk berbagi informasi kegiatan mereka, untuk bagian Offline MNC Trijaya mengadakan acara seperti seminar atau Talk Show. Menurut Setyo, di zaman kemajuan teknologi, mau tidak mau media yang ada harus beradaptasi dengan keadaan ini. Media juga harus memperkaya diri dengan pengetahuan saat ini. Kekayaan sebuah negara harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi. “Ini merupakan cara kami untuk tidak on air saja agar bisa beradaptasi dengan digitalisasi, terutama onlinenya agar bisa mengikuti perkembangan, orang itu tidak harus mendengarkan langsung akan tetapi bisa diputar ulang. Jadi ini bukan suatu rencana yang disusun sedimikian rupa akan tetapi lebih ke mendukung diri dari pekerja media.” Ujar Setyo pada wawancara yang dilakukan pada (2/12) Kamis lalu.

Berbicara mengenai digitalisasi media pada masa ini tentunya banyak sekali tantangan-tantangan yang akan terus berdatangan pada para pelaku di bidang media. Seperti yang kita bisa lihat sebelumnya media televisi sudah mengalami penurunan penonton yang lebih memilih tayangan di situs online. Tapi tidak hanya tv, di era digital ini semua media dapat dipastikan terkena digitalisasi. Bayangkan sekarang saat menonton tv dan kita ketinggalan acara progam tertentu, kita tidak perlu lagi kecewa karena kita bisa melihat tayangan yang sudah lewat di kanal online. Untuk mendengarkan sebuah siaran radio tidak perlu diam di tempat dengan sebuah radio ukuran besar tapi sekarang hanya dengan smartphone di genggaman tangan sudah bisa menikmati keduanya.

Keniscayaan sebuah era di jaman kemajuan teknologi yang mau tidak mau harus beradaptasi dengan keadaan ini, membuat masyarakat harus memperkaya diri dengan pengetahuan dan pembaharuan saat ini. Kekayaan sebuah negara dibuktikan dengan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi.

Menurut bapak Setyo dimasa digitalisasi ini, “podcast dan youtube kami anggap sebagai tantangan yang membuat kami harus menjadi lebih baik, contoh seperti podcast deddy corbuzier bisa 1 jam tetapi kami tidak bisa seperti itu, nah disini tantangannya bagaimana kami yang ¼ jam bisa mengemas konten yang lebih menarik sehingga pendengar bisa mendengar dari mobil saat menyetir. Dan poin plusnya kalau YouTube susah kan kalo sambil nyetir sedangkan kami radio bisa didengar saat nyetir, yang pasti tantangan sih pasti tantangan tapi kalau kita terjun didunia ini bisa tidak kita mengimbangi mereka, dan faktanya masih banyak client pemasang iklan yang pasang dikita.” Jawab bapak Setyo pada wawancara yang dilakukan pada (2/12) Kamis lalu.

Sebagai penutup, Bapak Setyo selaku produser MNC Trijaya FM dan Mas Fazri sebagai reporter dan penyiar pada siaran malam MNC Trijaya FM menyampaikan tips bagi para anak muda yang memiliki minat untuk bekerja di radio pada masa digitalisasi ini, menurut mereka “ hampir semua magang disini selalu saya tanya, lulus mau kerja dimana? Pasti mayoritas ingin bekerja di media. Tapi harus diingat kami di media itu kalau ada lamaran ingin kerja di media, saya tutup mata dia darimana ? dan jurusan apa?, yang penting adalah di siap tidak kerja di media?. Pesan kami untuk temen-temen banyak-banyaklah membaca, dan mencari informasi darimanapun, serta harus adaptif dengan pembaharuan karena kalian merupakan generasi yang sangat dimudahkan dalam mencari informasi dan kebutuhan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline