Lihat ke Halaman Asli

Bersekutu dengan Alam

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Candra jingga enggan munculkan sinarnya
Tak satupun bintang rela berkerlip
Hanya gemuruh ombak bergulung gulung
Menerpa karang yang dingin membeku
Gelap
Kelam
Sunyi
Nyanyian hati tak sanggup mengusir sepi
Riak riak sisi laut membaca kerikil yang terdiam kaku
Wahai malam yang kelam
Gerangan apa yang ada di benakmu?
Tidakkah kau tau, aq rindu hangat sinarmu malam ini
Jangankan berceloteh, bisikmu pun tak terdengar malam ini
Lalu
Ku akupun mengadu pada angin malam
Tolong terbangkan rinduku untuk ksatriaku
Yang biasanya memeluku hingga ujung malam
Yang biasanya membisikan nada nada kasih
Yang biasanya menemani gelisahku
Yang biasanya mengajakku berdansa samba dalam alunan merdu nyanyian malam
Yang biasanya bertanya, "how do you want it, rare, medium or well done?"
***
Pada angin malam aku terbangkan lantunan rindu untuk ksatriaku
Bisikan rinduku untuk ksatriaku
Angin
Ombak
Batu karang
Nyiur
Pantai
Berekutulah untukku malam ini
Bisikan rinduku untuk sang pemilik hati

*MJ, miss you so so much tonight*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline