Lihat ke Halaman Asli

Bhumi Evander Ibrahim

Owner Bhumi Literasi Anak Bangsa

Di Antara Buku dan Lapangan

Diperbarui: 15 Oktober 2024   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

Namaku Bhumi, orang-orang di sekitarku memanggilku Mas Bhumi. Aku tumbuh dalam keluarga yang mencintai pengetahuan, dan sejak kecil, buku-buku menjadi sahabat terbaikku. Rak-rak di rumah penuh dengan beragam buku, mulai dari cerita petualangan hingga buku-buku ilmu pengetahuan. Setiap kali aku tenggelam dalam bacaan, rasanya seperti berkelana ke dunia yang jauh, di mana aku bisa menjadi siapa pun yang kumau. Aku suka duduk di pojok perpustakaan, ditemani oleh sunyi yang damai, dan melahap halaman demi halaman.

Namun, tak hanya buku yang menjadi bagian penting dalam hidupku. Olahraga juga menempati tempat khusus di hatiku. Setiap kali aku bermain di lapangan, ada sensasi kebebasan yang tak bisa kugambarkan. Keringat yang mengalir, otot-otot yang bekerja, serta adrenalin yang melonjak saat berlari atau menendang bola adalah sesuatu yang tak kalah memuaskan dari membuka halaman baru sebuah buku.

Pernah suatu hari, aku menemukan satu hal yang menggabungkan dua kegemaranku: buku dan olahraga. Di perpustakaan sekolah, aku membaca sebuah buku tentang sejarah atlet legendaris yang menginspirasi banyak orang. Dari situ, aku memahami bahwa di balik kesuksesan seorang atlet, ada banyak sekali pembelajaran yang bisa diambil, baik dari segi mental maupun fisik. Buku itu mengubah cara pandangku terhadap olahraga. Ternyata, olahraga bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang strategi, disiplin, dan konsistensi.

Setelah membaca buku itu, aku mulai mengaplikasikan apa yang kupelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Aku mulai melatih diriku lebih keras di lapangan, berusaha untuk tidak hanya mengandalkan tenaga, tetapi juga pikiran. Setiap kali aku bermain, aku membayangkan diriku seperti salah satu atlet hebat dalam buku yang kubaca, memikirkan langkah-langkah cerdas sebelum bertindak.

Orang-orang di sekitarku, terutama teman-teman di sekolah, kadang heran melihat bagaimana aku bisa menyulap waktu antara belajar dan berolahraga. Mereka menganggap aneh seorang kutu buku seperti aku bisa bermain bola dengan semangat yang sama besarnya. Tapi bagiku, keduanya sama-sama penting. Buku mengisi pikiranku, sedangkan olahraga menguatkan tubuhku. Keduanya adalah bagian dari diriku yang tak bisa dipisahkan.

Suatu ketika, sekolah mengadakan turnamen sepak bola antar kelas. Aku, yang biasanya lebih dikenal sebagai anak yang sering berada di perpustakaan, tiba-tiba ditunjuk menjadi kapten tim kelas. Teman-temanku terkejut, tapi aku menerima tantangan itu dengan senang hati. "Kalian akan lihat," kataku pada mereka, "membaca juga bisa membuatku bermain lebih baik."

Di hari pertandingan, aku memimpin tim dengan percaya diri. Aku menggunakan strategi yang pernah kubaca dari buku-buku tentang taktik permainan, dan itu terbukti berhasil. Tim kami bermain dengan baik, dan kami berhasil masuk ke babak final. Tak hanya aku yang bangga, tapi juga teman-teman satu timku yang kini melihatku bukan hanya sebagai si kutu buku, tapi juga sebagai pemimpin di lapangan.

Kemenangan di turnamen itu memberi pelajaran besar bagiku. Buku dan olahraga, dua hal yang awalnya tampak berbeda, ternyata bisa saling melengkapi. Aku belajar bahwa kesuksesan bukan hanya tentang apa yang kita lakukan, tapi juga bagaimana kita berpikir dan mempersiapkan diri. Buku membantuku mengasah otak, dan olahraga melatih tubuhku untuk selalu siap menghadapi tantangan.

Sejak hari itu, aku semakin yakin bahwa keduanya adalah bagian tak terpisahkan dari hidupku. Baik di perpustakaan maupun di lapangan, aku adalah Bhumi yang sama---seorang yang mencintai pengetahuan dan juga tantangan fisik. Orang-orang mungkin mengenalku sebagai Mas Bhumi si kutu buku, atau Mas Bhumi si pemain bola, tapi aku tahu bahwa diriku lebih dari sekadar label itu. Aku adalah kombinasi dari keduanya, dan aku akan terus melangkah di jalan ini, di antara buku dan lapangan, dengan penuh semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline