Lihat ke Halaman Asli

bhenu artha

universitas widya mataram

G2R Tetrapreneur Bawa Kearifan Lokal Indonesia Mendunia

Diperbarui: 3 Desember 2024   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Sekretariat Daerah (Setda) menyelenggarakan Evaluasi Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur di Hotel Royal Darmo Malioboro pada Selasa (3/12/2024). Acara ini dihadiri oleh 20 perwakilan Unit G2R Tetrapreneur di DIY. Hadir dalam acara ini Setyo Warjiyana, S.I.P., M.P.A. selaku Kepala Sub Koordinator, Pelaksana Substansi Pengelolaan Rekayasa Sosial Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY dan Danang Samsurizal, S.T. selaku Kepala Bagian Rekayasa Sosial Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY, dan Pril Huseno dari Komite Teknis SNI G2RT.

Setyo Warjiyana dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap Program G2R Tetrapreneur. "Program ini meningkatkan semangat kolaboratif masyarakat, dan mewujudkan kepentingan yang lebih besar," tambahnya.

Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Founder, Konseptor dan Tenaga Ahli G2R Tetrapreneur dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa program ini merupakan inovasi solidaritas gotong royong dan wirausaha desa yang bertujuan membawa kearifan lokal Indonesia ke kancah dunia. "G2R Tetrapreneur memiliki visi pemimpin kebaruan ikonik kearifan lokal sebagai pusat rujukan gotong royong pada tatanan global untuk keberlanjutan dan ketangkasan masyarakat yang beradab dan misinya adalah memartabatkan manusia seutuhnya sebagai sumber intelektual yang takzim atas kekayaan alam dan budaya anugerah Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa," ungkapnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lebih lanjut, dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ini menyampaikan bahwa G2R Tetrapreneur berbasis empat pilar wirausaha yaitu rantai pasokan bisnis dari hulu ke hilir kemudian ketersediaan dan kesigapan dalam merespon pasar sebagai sarana bertukarnya nilai produk.

"Selanjutnya adalah kualitas produk melalui sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sistem yang terkoordinasi hingga pengembangan diri, dan keempat adalah nilai merek pada produk yaitu mengangkat kemandirian dan kewibawaan produk desa menjadi ikon-ikon dunia," kata Ketua Departemen Industri Halal Masyarakat Ekonomi Syariah DIY ini.

"Program ini diharapkan dapat mengangkat potensi desa dan juga mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan memperkuat sinergi antara desa-desa untuk bersaing di tatanan global," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline