Lihat ke Halaman Asli

bhenu artha

universitas widya mataram

Strategi dan Komoditas dalam Lanskap Organisasi: Dua Sisi Teknologi

Diperbarui: 29 April 2024   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Organisasi modern berkembang dengan teknologi. Namun tidak semua teknologi diciptakan sama. Di dalam lanskap digital yang luas terdapat alat-alat yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda dan berdampak pada organisasi dengan cara yang berbeda. Teknologi organisasi, strategis, dan komoditas, serta langkah-langkah penting adopsi teknologi merupakan hal-hal yang harus dipelajari oleh organisasi. Hal ini disampaikan oleh Dr. Bhenu Artha, S.E., M.M. di Kampus Universitas Widya Mataram, Dalem Mangkubumen, Yogyakarta pada Senin (29/4/2024).

Teknologi strategis merupakan landasan keunggulan kompetitif. Diidentifikasi melalui proses yang disebut pandangan strategis kedepan, teknologi ini mengantisipasi ancaman dan peluang di masa depan, membentuk arah organisasi. "Teknologi ini sering kali merupakan teknologi mutakhir, yang mendorong batas-batas dari apa yang mungkin dilakukan. Teknologi ini, produk dari pandangan strategis ke depan, akan sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif," tambahnya.

Di sisi lain, teknologi membentuk landasan operasi sehari-hari. Ini adalah alat bantu yang merampingkan tugas-tugas umum, dan memastikan efisiensi. Dari perangkat lunak manajemen proyek hingga platform email, teknologi merupakan bagian dari organisasi. Adopsi teknologi ini bukanlah masalah diferensiasi kompetitif; melainkan kebutuhan untuk kelancaran fungsi.

"Integrasi operasional mengacu pada penggabungan teknologi baru dengan alur kerja dan sistem yang sudah ada. Hal ini melibatkan pelatihan karyawan, membuat protokol yang jelas untuk digunakan, dan memastikan kompatibilitas data," kata dosen Program Studi Kewirausahaan ini.

Proses adopsi tidak menghilangkan risiko; proses ini hanya mengubah cara pengelolaannya. "Tidak seperti risiko yang dapat dikontrol yang terkait dengan implementasi proyek, risiko yang melekat dalam mengadopsi teknologi baru sering kali berada di luar kendali langsung organisasi. Risiko-risiko ini dapat dikategorikan secara luas sebagai "diasumsikan" atau "dihindari" berdasarkan pilihan yang dibuat selama adopsi," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline