Lihat ke Halaman Asli

bhenu artha

universitas widya mataram

Prof Edy Suandi Hamid: Ramadhan Momentum Menggerakkan Ekonomi Nasional

Diperbarui: 16 Maret 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Humas UWM

Bagi Indonesia, dan umumnya negara mayoritas muslim, bulan puasa menjadi salah satu siklus ekonomi musiman. Dalam konteks ibadah, bulan puasa menjadi bulan yang dinanti-nanti karena merupakan bulan penuh berkah dan bulan ibadah, bulan pengampunan, dan sebutan lainnya. Namun bagi pelaku sebagian ekonomi, Ramadhan juga ditunggu-tunggu karena menjadi siklus tahunan yang dapat mendorong kenaikan permintaan secara signifikan, Bulan Ramadhan menggerakkan juga seasonal economy. Hal ini disampaikan oleh Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dalam acara Ngobrol Ekonomi Ramadhan (NGOBER) yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu (16/3/2024) di The Alana Hotel and Convention, DIY. Hadir dalam acara ini Ketua Dewan Penasehat ISEI DIY Prof. Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ketua ISEI DIY Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA., Wakil Ketua ISEI DIY Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand.Oecon., Ph.D., Dr. Y. Sri Susilo Sekretaris ISEI DIY, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. yang merupakan Pengurus ISEI DIY, Dr. Rudy Badrudin, M.Si. Wakil Ketua Pengurus Daerah Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) DIY, Dr. Budiharto Setyawan dari ISEI DIY, Dian Ariyani, S.E., M.M. yang merupakan Direktur Kepatuhan Bank BPD DIY, Parjiman, S.E., M.M. selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Ibrahim yang merupakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Bakti Wibawa dari ISEI DIY, dan Dr. Jumadi, S.E., M.M. dari ISEI DIY. Turut hadir dalam acara ini Rony Sugiantoro Viko yang merupakan jurnalis senior Kedaulatan Rakyat.

Lebih lanjut, Prof Edy menyampaikan bahwa jika dicermati setiap tahunnya, maka dapat dilihat bahwa bulan puasa menjadi pendorong kegiatan ekonomi di Indonesia. "Kenaikan permintaan secara umum terjadi, bukan seja selama bulan puasa, namun terus berlangsung sampai hari idul fitri, menggerakkan ekonomi nasional.  Ketika sebagian masyarakat merayakannya, baik di lokasi tempat tinggalnya, maupun mudik yang berakibat terjadinya kenaikan permintaan dan mendorong berbagai aktivitas produksi yang signfikan di daerah yang didatangi," kata mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.

Jika kenaikan permintaan ini terantisipasi dengan baik, maka momentum Ramadhan bagi Indonesia yang penduduk Muslimnya lebih dari 245 juta menjadi sangat signifikan menggerakkan ekonomi nasional. Kebutuhan bulan Ramadhan umumnya adalah produk primer atau pokok yang potensial bisa diproduksi dari dalam negeri.  Produk-produk bahan makanan, ataupun tekstil, dan perlengkapan sehari-hari lainnya, merupakan yang secara musiman naik saat Ramadhan.

"Terkait harga terjadi seasonal inflation atau inflasi musiman. Kenaikan permintaan tidak hanya barang kebutuhan pokok, seperti pangan saja, melainkan juga sandang dan barang-barang tidak pokok lainnya. Sebagian orang ingin merayakan hari besar tersebut secara isimewa, sehingga barang-barang sekunder dan tersier seperti elektronik, kendaraan, perhiasan, dan sejenisnya meningkat," tegas mantan Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor ini.

Acara Ngobrol Ekonomi Ramadhan ini ditutup dengan buka puasa bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline