Lihat ke Halaman Asli

bhenu artha

universitas widya mataram

Risiko Kepatuhan dari Berbagai Sisi

Diperbarui: 4 Desember 2023   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam dunia bisnis internasional yang dinamis, perusahaan multinasional (MNC) menghadapi berbagai tantangan, di antaranya risiko kepatuhan luar negeri yang merupakan rintangan yang signifikan. Risiko-risiko ini muncul dari kerumitan dalam menavigasi lanskap hukum dan peraturan yang beragam di berbagai negara, sehingga menimbulkan potensi ancaman terhadap reputasi, posisi keuangan, dan bahkan eksistensi perusahaan. Untuk mengelola risiko-risiko ini secara efektif, sangat penting untuk mempelajari interaksi yang rumit antara faktor-faktor individu, organisasi, dan sistematis yang membentuk postur kepatuhan MNC.

Di tingkat individu, kompensasi eksekutif memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan MNC di luar negeri. Ketika para eksekutif diberi insentif dengan skema kompensasi berbasis kinerja, mereka cenderung memprioritaskan perilaku etis dan praktik kepatuhan, karena menyadari bahwa faktor-faktor ini berkontribusi pada keberhasilan keuangan jangka panjang dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Keselarasan kepentingan antara para eksekutif dan kesejahteraan perusahaan secara keseluruhan menumbuhkan budaya kepatuhan, mengurangi risiko perilaku tidak etis atau tidak patuh.

Lebih dari sekadar tingkat individu, struktur organisasi dan mekanisme kontrol internal dalam MNC memberikan dampak yang substansial terhadap hasil kepatuhan di luar negeri. Sistem pengendalian internal yang kuat, yang mencakup kebijakan, prosedur, dan mekanisme pengawasan yang jelas, berfungsi sebagai perlindungan terhadap potensi pelanggaran kepatuhan. Sistem ini menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi risiko, memastikan bahwa operasi MNC mematuhi hukum dan peraturan yang relevan di setiap yurisdiksi.

Namun demikian, efektivitas sistem pengendalian internal sering kali dipengaruhi oleh konteks kelembagaan yang lebih luas di mana MNC beroperasi. Jarak institusional, suatu ukuran perbedaan budaya, politik, dan peraturan antara negara asal MNC dan pasar luar negerinya, dapat menimbulkan tantangan yang signifikan bagi upaya kepatuhan. Ketika jarak institusional tinggi, MNC dapat menghadapi kerangka kerja hukum yang tidak dikenal atau rumit, hambatan bahasa, dan proses peraturan yang tidak jelas. Hambatan-hambatan ini dapat menghambat penerapan sistem pengendalian internal yang efektif, sehingga meningkatkan risiko ketidakpatuhan.

Menyadari pengaruh terhadap kepatuhan di luar negeri ini, perusahaan multinasional harus mengadopsi pendekatan komprehensif yang membahas faktor-faktor individu, organisasi, dan sistematis yang berperan. Dengan menyelaraskan insentif eksekutif dengan tujuan kepatuhan, memperkuat sistem kontrol internal, dan beradaptasi dengan konteks kelembagaan di setiap pasar luar negeri, perusahaan multinasional dapat secara efektif menavigasi labirin risiko kepatuhan di luar negeri, menumbuhkan budaya perilaku etis, melindungi reputasi mereka, dan melindungi kesuksesan jangka panjang mereka di pasar global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline