Lihat ke Halaman Asli

bhenu artha

universitas widya mataram

Ekspektasi AI dan Dukungan

Diperbarui: 30 Juni 2023   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Ekspektasi kinerja yang lebih tinggi dan dukungan manajemen yang lebih tinggi telah terbukti menjadi prediktor utama adopsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di berbagai organisasi. Kunci keberhasilan implementasi AI adalah adanya harapan yang tinggi terhadap kinerja yang lebih baik dan dukungan yang kuat dari manajemen.

Ekspektasi kinerja yang lebih tinggi mencerminkan keyakinan bahwa penggunaan AI akan memberikan manfaat nyata bagi organisasi. Ketika manajemen memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kinerja AI, mereka akan lebih mungkin untuk mengalokasikan sumber daya yang cukup, seperti anggaran dan tenaga kerja, untuk implementasi dan pengembangan teknologi ini. Ekspektasi yang tinggi juga akan mendorong organisasi untuk mengadopsi AI dengan tekad yang kuat dan berkomitmen untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Selain ekspektasi kinerja yang lebih tinggi, dukungan manajemen yang lebih tinggi juga memainkan peran penting dalam adopsi AI. Dukungan manajemen mencakup kesediaan untuk menghadapi tantangan dan hambatan yang mungkin timbul selama implementasi AI. Manajemen yang mendukung akan membantu mengatasi resistensi dan kekhawatiran yang mungkin timbul di antara karyawan terkait perubahan yang disebabkan oleh adopsi teknologi baru. Mereka juga akan memberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan untuk memastikan kesuksesan implementasi AI.

Terkait dengan tekanan kompetitif, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan kompetitif dan niat untuk mengadopsi AI. Meskipun tekanan kompetitif dapat mendorong organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka, itu tidak secara langsung berhubungan dengan adopsi AI. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor internal seperti ekspektasi kinerja dan dukungan manajemen memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap adopsi AI daripada tekanan eksternal yang berasal dari persaingan dengan organisasi lain.

Selanjutnya, peran 'juara karyawan', yang merujuk pada individu atau kelompok yang sangat mendukung dan mempromosikan penggunaan AI di organisasi, dapat memiliki dampak negatif pada adopsi AI. Meskipun 'juara karyawan' sering kali dianggap sebagai aset berharga dalam implementasi teknologi baru, penelitian menunjukkan bahwa kehadiran mereka dapat menghasilkan ketidakseimbangan kekuasaan dan menyebabkan resistensi dari pihak lain di organisasi. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat menghambat adopsi AI dengan memperkuat persepsi negatif dan kekhawatiran terhadap teknologi tersebut.

Dalam rangka meningkatkan adopsi AI, organisasi harus memperhatikan ekspektasi kinerja yang lebih tinggi dan dukungan manajemen yang lebih tinggi. Memastikan bahwa manajemen memiliki keyakinan yang kuat terhadap manfaat AI dan bersedia memberikan dukungan yang diperlukan akan membantu mengurangi hambatan dan meningkatkan kesuksesan implementasi. Selain itu, perlu dihindari dominasi kekuasaan oleh 'juara karyawan', dan sebaliknya, membangun budaya partisipatif yang melibatkan seluruh organisasi dalam proses adopsi AI. Dengan cara ini, organisasi dapat mencapai penerapan AI yang sukses dan memanfaatkan potensi teknologi ini untuk meningkatkan kinerja dan daya saing mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline