Positioning merek memainkan peran penting dalam mempengaruhi keterikatan konsumen terhadap suatu merek. Dalam hal ini, positioning merujuk pada cara merek ditempatkan dalam pikiran dan persepsi konsumen. Ketika merek diposisikan dengan baik, konsumen cenderung merasa terhubung secara emosional dengan merek tersebut. Misalnya, melalui cerita yang kuat, nilai-nilai yang relevan, atau asosiasi positif yang dibangun dengan target pasar, positioning merek dapat membangun keterikatan yang kuat antara konsumen dan merek. Semakin kuat keterikatan ini, semakin besar kemungkinan konsumen akan memilih merek tersebut secara konsisten.
Positioning fungsional adalah strategi yang bertujuan untuk mengarahkan konsumen ke loyalitas yang lebih tinggi melalui keunggulan fungsional produk atau jasa. Dalam positioning ini, merek menekankan manfaat fungsional yang dihadirkan kepada konsumen. Misalnya, produk dengan kualitas superior, kehandalan yang tinggi, atau fitur yang inovatif. Dengan menonjolkan nilai fungsional tersebut, konsumen akan cenderung memilih merek tersebut secara berulang karena merasa puas dengan kinerja produk atau jasa yang diberikan. Loyalitas konsumen yang lebih tinggi juga dapat terjadi karena mereka merasa bahwa merek tersebut memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka secara lebih baik daripada pesaing.
Di sisi lain, positioning hedonis bertujuan untuk membangun kepribadian merek yang kuat dan kredibilitas di antara konsumen. Dalam positioning ini, merek berusaha menghubungkan dirinya dengan pengalaman emosional positif dan memberikan kesenangan kepada konsumen.
Merek yang memilih positioning hedonis seringkali menekankan elemen seperti gaya hidup, keindahan, kegembiraan, atau eksklusivitas. Dengan menghubungkan merek dengan pengalaman positif dan emosional, konsumen dapat mengembangkan keterikatan yang kuat dengan merek tersebut. Selain itu, kepribadian merek yang kuat dan kredibel juga dapat memberikan kontribusi penting dalam membangun kepercayaan konsumen dan membedakan merek dari pesaing di pasar.
Positioning simbolik mungkin kurang efektif dalam mencapai efek yang diinginkan. Strategi positioning ini berfokus pada asosiasi simbolik yang berkaitan dengan merek, seperti status sosial, identitas kelompok, atau citra yang diinginkan. Namun, positioning simbolik seringkali kurang kuat dalam mempengaruhi keterikatan konsumen dan membangun loyalitas. Konsumen saat ini cenderung lebih memprioritaskan manfaat fungsional dan pengalaman emosional yang konkret daripada simbolisme yang abstrak. Oleh karena itu, positioning simbolik mungkin tidak memberikan dampak yang signifikan dalam memengaruhi preferensi dan keputusan konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H