Pada akhir abad ke-20, konsep keterlibatan karyawan dalam organisasi mereka menjadi populer sebagai cara untuk memberikan pekerjaan yang memuaskan. Kepuasan kerja afektif, yang mencerminkan tingkat kebahagiaan karyawan dalam pekerjaan mereka, telah menjadi fokus utama. Namun, ada argumen bahwa tingkat kepuasan kerja seringkali sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar kendali karyawan, seperti kebijakan organisasi. Sebaliknya, keterlibatan karyawan dapat dipengaruhi oleh inisiatif yang diambil oleh organisasi. Meskipun demikian, karyawan tetap menjadi hakim akhir apakah mereka merasa terlibat atau tidak, dan selama dua dekade terakhir, konsep keterlibatan karyawan telah lebih banyak dianut oleh dunia bisnis daripada komunitas akademis.
Untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, prioritas utama adalah meningkatkan komunikasi baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Menyediakan pemahaman karyawan tentang tujuan yang relevan, membangun hubungan dekat dengan rekan kerja, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan akan mendorong keterlibatan karyawan dan mengoptimalkan potensi mereka. Ini juga membantu organisasi mencapai tujuan mereka sendiri. Semua karyawan perlu didorong untuk terlibat karena karyawan yang terlibat cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka, memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk meninggalkan organisasi, dan menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi. Oleh karena itu, organisasi harus berupaya untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dengan memberikan komunikasi yang baik dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka.
Generasi karyawan memiliki karakteristik khusus yang mempengaruhi persyaratan dan harapan mereka terhadap pengalaman kerja. Contohnya, karyawan yang lebih tua menghargai pengakuan dan penghargaan atas kontribusi mereka, sementara karyawan yang lebih muda mengharapkan fleksibilitas dalam pilihan pekerjaan. Karena itu, pemberi kerja sekarang harus memperhatikan dan menanggapi persyaratan dan harapan ini untuk memaksimalkan potensi kontribusi setiap karyawan dan mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, karakteristik generasi karyawan harus diperhitungkan oleh pemberi kerja untuk memastikan karyawan merasa dihargai dan didukung dengan cara yang memenuhi kebutuhan mereka dan pada akhirnya dapat memaksimalkan kontribusi mereka untuk organisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H