Lihat ke Halaman Asli

Bhayu MH

WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Ilusi Besar Kampanye Akbar

Diperbarui: 11 Februari 2024   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase Foto Kampanye Akbar Ketiga CPWP. (Kredit foto dari kiri ke kanan: Antara/M.Risyal Hidayat, Republika/Thoudy Badal, Kompas.com/Singgih Wiryono)

Di media sosial, sejumlah pendukung fanatik pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (CPWP) di Pemilu 2024 tergenang euforia pasca kampanye akbar. Terutama bagi individu yang hadir langsung di lokasi, akan merasakan aura euforia massa. Ini perasaan yang wajar secara psikologis, untuk merasakan kegembiraan, keceriaan, dan semangat ketika berada di kumpulan massa. 

Sebenarnya tidak hanya saat kampanye saja, kehadiran massa secara bersamaan di satu tempat pada satu waktu yang sama bisa terjadi di acara seperti ibadah keagamaan, konser musik atau nyanyi, pergelaran adat dan seni, pesta, rekreasi, dan pertandingan atau perlombaan olahraga.

Namun, massa saat saat acara kampanye tidak sama dengan kegiatan lainnya. Bila di kegiatan lain, massa umumnya datang secara spontan dan mandiri. Namun, dalam kampanye, massa diorganisir untuk datang dengan istilah "penggalangan". Ini bukan berarti menafikan adanya individu yang dengan kesadaran sendiri menggunakan upaya dan biaya mandiri. Melainkan pola pengumpulan massa yang jelas berbeda dengan kegiatan lain seperti konser musik.

Kohesivitas kelompok bagi massa kampanye juga lebih kuat daripada kegiatan lainnya. Mereka bisa berkelompok sebelum dan sesudah berkegiatan. Ini karena para anggotanya merasa memiliki kesamaan visi, misi, tujuan, pilihan, dan harapan. 

Sementara bagi penonton konser musik misalnya, meskipun memiliki kesukaan pada musik dan pemusik yang tampil, namun hal-hal lainnya tidak sama. Bisa saja memang ada klub yang mewadahi penggemar, tapi kohesivitasnya tak selekat massa kampanye. Bahkan bagi klub penggemar satu klub olahraga, meski bisa berorganisasi, rasa kohesivitas kelompoknya juga masih tak sekuat massa kampanye.

Walau begitu, kita semua tahu, khusus untuk CPWP, sifatnya sangat temporal. Seusai Pemilu, bagi yang menang akan melanjutkan kerjasama di pemerintahan. Sementara bagi yang kalah, ya "bubar jalan". Kohesivitas massa kampanye pun begitu. Kecuali bagi yang aktif secara struktural dalam organisasi pendukung seperti partai politik (parpol) atau organ relawan (orrel), massa kampanye lainnya bersifat cair. Jadi, kohesivitasnya pun meski kuat, hanya sesaat.

Ini kemudian menjadi ilusi besar. Seolah dengan berkumpulnya massa yang memiliki kesamaan pilihan CPWP saat kampanye akbar, menunjukkan dukungan rakyat yang juga signifikan jumlahnya.

Padahal, faktanya, kapasitas tempat kegiatan kampanye akbar hanya puluhan ribu. Okelah ditambah dengan mereka yang berada di luar dan di jalan, jumlahnya bisa ratusan ribu. Namun, ingatlah jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebanyak 204.807.222 *) orang. Misalnya peserta kampanye akbar sebanyak 200.000 orang sekalipun, itu hanyalah 0,001 atau 1/1.000 dari jumlah DPT. Sangat kecil.

Maka, euforia pasca menghadiri kampanye akbar haruslah dirasionalisasi. Perasaan yakin akan menang musti dipadankan dengan kenyataan di lapangan. Jangan lantas nanti merasa dicurangi, karena faktanya kalah saat perhitungan suara.

Sumber Data:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline