[caption id="attachment_396965" align="aligncenter" width="614" caption="Ilustrasi: Mug Seoul-Jakarta (Sumber: https://www.flickr.com/photos/tofi/5860479086/)"][/caption]
Valentine’s Day dirayakan di seluruh dunia sebagai “hari kasih sayang”. Dengan mengesampingkan kontroversi dan polemik berbau agamis yang secara historis juga diragukan, makna “kasih sayang” sendiri sebenarnya universal. Kasih sayang bukan sekedar cinta antara dua insan berbeda jenis, tetapi juga berlaku untuk hubungan antara orangtua-anak, kelaurga, tetangga, sahabat, bahkan kepada alam termasuk hewan dan tumbuhan. Konon, Tuhan memang menciptakan alam raya ini atas dasar cinta.
Karena itulah, sangat layak bila ternyata tema “cinta” dan “kasih sayang” mendominasi jagat literasi dalam berbagai bentuk. Dan sebagai manifestasinya, pop culture menterjemahkannya menjadi berbagai format. Dan memang dilahap dunia industri yang berpaham kapitalisme sebagai komoditi.
Maka, izinkanlah saya dengan rendah hati pada hari yang akan mudah diingat ini kembali meluncurkan serial cerita bersambung yang pada akhirnya akan dijadikan novel. Judulnya adalah “Gita Cinta Seoul-Jakarta”. Dari judulnya, kita akan mudah menebak bahwa ini adalah romansa antara anak manusia yang tinggal di kota tersebut. Tapi makna “cinta” dan “kasih sayang” seperti telah diterangkan sebelumnya, tidak hanya sekedar romantika belaka, namun akan lebih luas daripada itu. Konflik, intrik, polemik, dan aneka problema dilematik akan coba diangkat dalam serial ini.
Dengan memohon izin Tuhan, rencananya serial ini akan diunggah tiap akhir pekan, yaitu Jum’at-Sabtu-Minggu. Mengenai frekuensi pemuatan, kemungkinan besar akan 2 kali sehari, pagi dan sore. Dimulai secara intensif pekan depan, hari Jum'at 20 Februari 2015.
Sedangkan mengenai ringkasan cerita (sinopsis) dan karakterisasi akan disatukan dalam artikel terpisah. Di artikel tersebut juga akan dimuat tautan bagian sehingga semua pembaca akan bisa langsung merujuk kepada bagian yang ingin dibaca. Selain tentunya bisa dengan mudah diikuti dengan mengklik laman penulis: http://kompasiana.com/bhayu.
Di akhir kata, saya berharap tegur-sapa dari Kompasianer. Terutama apabila ada masukan mengenai karakter, budaya, atau elemen lain yang dapat memperkaya isi cerita.
Dan tentunya, saya berharap akan ada banyak Kompasianer yang berkenan mengajak teman-temannya untuk ikut membaca. Sehingga serial novel yang dimuat sebagai cerita bersambung ini dapat menghibur lebih banyak orang.
Di akhir kata, saya mengucapkan: "haengbog dogseo" (selamat membaca). :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H