Lihat ke Halaman Asli

Seperti Gado-gado

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti Gado-gado, itulah yang terbenak dalam lintas pikiran saya saat mendengar Indonesia. Lontong, Tauge, Telor, Kacang Panjang, Tahu, Tempe, Kangkung, Mentimun lengkap dengan Kerupuk ditambah saos kacang berpadu menjadi sajian sehat, mengenyangkan dan nikmat meski sederhana dalam harga. Lantas gado-gado tersebut menjadi sajian unik yang teramat layak dibanggakan karena terbuat dari banyak bahan berbeda sehingga menjadikannya kaya akan gizi dan penuh citarasa meski harganya tak pernah mewah. [caption id="attachment_104526" align="aligncenter" width="238" caption="Sumber: jenzcorner.net - restu-zone.blogspot.com"][/caption] Ya, seperti itulah Indonesia di mata saya. Di balik Kesederhanaan Indonesia, tersimpan kekayaan teramat besar. Kekayaan yang terbentuk dari banyak perbedaan yang ada yang berujung Indahnya Indonesia. Tapi tetap saja, Indonesiaku tak pernah semewah Singapura, tak pernah sekaya Saudi Arabia, juga tak pernah semakmur Cina. Benar, seperti Gado-gado pula yang tak selamanya sedap disantap. Terkadang asin berlebih, dingin berlebih, manis berlebih bahkan pedas berlebih. Tak selamanya Indonesiaku pun jatuh dalam keterpurukan. Indonesiaku pernah berkibar gagah, yang tak perlu saya sebutkan dalam artikel ini. Pun sebaliknya, Indonesiaku tak selalu membanggakan. Yang jelas, seperti Gado-gado, Tetap dinikmati dan dicintai meski banyak rakyat yang menyepelekan gado-gado saat tersaji bersama santapan ala Eropa. Hidup Gado-gado Indonesia...!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline