Lihat ke Halaman Asli

Naviz De Vinci

Pembelajar di Universitas Maiyah

Kisah Sepiring Telo di Jerman

Diperbarui: 10 Mei 2017   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Suatu siang ketika jam makan tiba dan saya sedang berada di sebuah rumah milik orang Jerman tulen bukan blesteran. Setelah melirik sekilas ternyata menu yang dihidangkan untuk makan siang adalah telo sebagai hidangan utama ditemani ayam panggang sebagai lauknya. Dan menariknya disini, derajat telo setara dengan berbagai macam pasta, kentang dan roti yang merupakan sumber makanan utama mereka.

Apa yang terlintas ketika mengingat kata telo? Apakah telo adalah sebuah lambang ke-ndeso-an? Apakah masih tenar kata ndesodisematkan? Ketika ternyata makanan-makanan “ndeso”semacam telo itu lebih alami, bio, tanpa pengawet dan obat tetek benget lainnya. Oh ya jangan lupa 2017 sudah masuk jaman post-modern dimana orang mulai berlomba-lomba memakan makanan sehat, bergizi, tidak banyak zat kimia. Selain itu tak pernah habis menghiasi di layar kaca televisi Indonesia betapa laris manis dan ramainya berbagai macam wisata-wisata kuliner dengan desain ndeso, menampilkan rasa alam serta arsitektur desa ketika liburan tiba.

Telo atau dalam bahasa Indonesia disebut Ubi jalar ternyata mengandung banyak manfaat didalamnya. Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan oleh North Carolina Sweet Potato Commission, dari 58 jenis sayuran yang diteliti, ditemukan fakta bahwa ubi jalar merupakan makanan yang terbaik di daftar tersebut, the King of Vegetables. Sayuran yang menjadi runner up setelah ubi jalar adalah wortel mentah. Ubi jalar merupakan makanan dengan rasa manis yang bebas lemak dan mengandung 769% dari nilai harian Vitamin A dan 65% kebutuhan vitamin C dalam satu porsi (kurang lebih satu cup) serta Antioksidan. Kandungan vitamin A 4 kali lebih banyak daripada Wortel, memiliki kandungan Betacaroten pula yang baik untuk membantu pertumbuhan balita dan anak-anak.  Bahkan makanan super ini juga mengandung 4 gram protein per porsi.

Setelah peristiwa tersebut saya seringkali survey harga-harga makanan khas Asia baik di supermarket-supermarket di Jerman ataupun Asia Markt. Telo saya temukan cukup merata baik di Supermarket Penny, Netto, maupun Aldi. Dan harga yang dibandrol untuk se-kilo Telo berkisar diatas 3.5 Euro bahkan pernah juga saya temukan se-kilo telo 6 Euro. 1 Euro sendiri bila dikurs-kan sekitar 14.000-15.000an.

Indonesia merupakan Negara penghasil telo terbesar kedua setelah Cina. Namun, yang masih disayangkan juga ternyata Indonesia juga masih mengimpor telo. Telisik punya telisik artis korea seperti Seohyun (SNSD) pun juga penggemar berat telo. Telo dalam bahasa jerman disebut Suesskartoffeln (kentang manis), sedang dalam bahasa inggris dinamakan  sweet potatoes. Di Jepang, telo telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang dipromosikan setara dengan hamburger dan juga pizza. Duh, saya jadi kangen Bakpao Telo khas Malang itu.

   

 ***Bersambung***

#writingchallenge10

Zwiefalten, 10 Mei 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline