Lihat ke Halaman Asli

Akuntabilitas Pribadi

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

QBHeadlines.Com - Salah satu klien saya menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar di perusahaannya adalah kurangnya akuntabilitas pribadi di kalangan para manajer. Ketika ada masalah, seringkali yang terjadi bukannya berpikir apa yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah, malah menyalahkan orang lain. Sebagai akibatnya banyak waktu dan energi yang terbuang dan potensi maksimum perusahaan belum dapat direalisasikan.

Masalah yang dikeluhkan klien saya ini terjadi di banyak perusahaan. Banyak manajer masih menempatkan dirinya sebagai pegawai gajian saja, tidak lebih. Jadi bila ada masalah, sepanjang dia merasa bahwa dia sudah melaksanakan kewajibannya, maka dia tidak peduli lagi. Padahal perusahaan dan sang manajer akan jauh lebih sukses bila manajer menempatkan dirinya sebagai orang yang berkepentingan terhadap suksesnya perusahaan, sehingga bila ada masalah, dia akan secara aktif mencari penyebabnya dan dilanjutkan dengan mengambil langkah-langkah pemecahan. Dia juga tidak hanya peduli untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh dirinya atau timnya, melainkan pada semua masalah yang penting yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dia bahkan secara proaktif melakukan langkah-langkah agar masalah-masalah bisa dicegah.

Pertanyaan Siapa, Mengapa dan Bila

Kita bisa jadi termasuk dalam orang-orang yang punya masalah akuntabilitas pribadi bila ketika ada masalah, kita malah mengeluh dan memposisikan diri kita sebagai korban dengan pertanyaan “mengapa”  sebagai berikut :


  • Mengapa orang-orang lain tidak ikut terlibat memecahkan masalah ini?

  • Mengapa sih, orang-orang di sini selalu menunggu ada yang terluka dulu sebelum sesuatu diperbaiki?

  • Mengapa saya tidak mendapatkan hak saya?



Kadang-kadang ada juga yang punya kecenderungan untuk menunda, dengan pertanyaan “kapan” seperti :


  • Kapan tim maintenance akan memecahkan masalah ini?

  • Kapan orang akan mulai melihat masalah keamanan ini dengan serius?

  • Kapan saya akan mendapatkan pelatihan agar saya bisa sukses?



Gejala masalah akuntabilitas juga bisa terlihat dari kecenderungan untuk mencari kambing hitam yang bisa dipersalahkan, melalui pertanyaan “siapa” seperti :


  • Siapa penyebab masalah ini?

  • Siapa yang bertanggung jawab atas masalah kualitas ini dan siapa yang akan memperbaikinya?



Ketika Akuntabilitas Pribadi Beraksi

Akuntabilitas pribadi kita beraksi ketika kita mengubah pertanyaan-pertanyaan yang memberikan kesan lepas tangan di atas menjadi pertanyaan yang lebih bertanggun jawab seperti :

Mengapa kita harus menjadi korban perubahan-perubahan ini?


  • Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi pada pekerjaan saya? Bagaimana saya bisa berubah agar saya bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar?


Kapan kita akan mempekerjakan pegawai yang lebih bagus yang lebih becus bekerja?


  • Menjadi : Apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa menjadi mentor yang baik bagi orang-orang yang bekerja dengan saya?


Kapan orang akan melatih dan membantu saya?


  • Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan sekarang untuk mengembangkan diri saya?
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline