Lihat ke Halaman Asli

Beti.MC

Menulislah Selayaknya Bertutur, Mengalirlah Energi Kebaikan

Menggerakan Relawan SAPA Kabupaten Pahuwato dalam Penanganan Pekerja Anak

Diperbarui: 4 September 2023   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sebagai sahabat perempuan dan anak (SAPA), para relawan SAPA mempunyai peran strategis dalam penanggulangan pekerja anak di desa. Keberadaan relawan SAPA yang konsern memberikan pendampingan kasus perempuan dan anak menjadi bagian untuk tujuan dari DRPPA, Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.

Disampaikan oleh Hamkawaty Mani Mbuinga, S.Pd., M.M. bahwa terdapat 10 indikator dalam DRPPA: Pengorganisasian perempuan dan anak; Ketersediaan data pilah; Adanya peraturan desa, Pembiayaan dan pendayagunaan aset desa; Persentase keterwakilan perempuan; Persentase perempuan wirausaha; Peningkatan peran ibu dalam pendidikan dan pengasuhan; Tidak ada kekerasan; Tidak perkawinan anak; dan Tidak ada pekerja anak.

Seknas JARAK bersama tim KPPPA memberikan penguatan isu pekerja anak pada 20 relawan SAPA dari dua desa piloting, Bulili dan Desa Tirto Asri pada 29-30 Agustus 2023. Bertempat di Hotel Sunrise, Pahuwato, seluruh peserta mengikuti bimtek dengan aktif dan merespons situasi pekerja anak dengan membagikan pengalaman dan pengamatan mereka selama ini tentang adanya pekerja anak di desanya.

Dokpri

Beti MC selaku fasilitator menyampaikan data pekerja anak di Indonesia termasuk mencermati kondisi di Provinsi Gorontalo yang memperlihatkan angka pekerja anak sebesar 2,9 persen atau  kurang lebih di 20 ribu anak.

Sebuah panduan nasional untuk pencegahan, pemantauan dan remediasi anak telah berhasil disusun dan diujicobakan. Saat ini panduan tersebut menjadi bahan rujukan para relawan SAPA jika menemukan kasus pekerja anak di desa, hal ini disampaikan Misran Lubis, Program Manager ACCLAIM.

Peran relawan SAPA sangat penting untuk mengurangi pekerja anak, termasuk bergerak cepat memberikan penanganan yang dibutuhkan. Itulah yang diharapkan bisa dilakukan relawan SAPA paska bimtek. Oleh karena ini peserta diajak untuk mengidentifikasi lembaga mana saja yang dianggap potensial untuk melakukan penanganan pekerja anak di tingkat desa.

"DRPPA, bukan program pemerintah, harapannya masyarakat dapat merasakan kehadiran program ini," disampaikan oleh Kepala DinsosP3AP2KB, Hamkawaty Mani Mbuinga sebagai penyemangat kepada para relawan.

Walaupun bimtek ini hanya berlangsung selama dua hari, nampak perubahan dan peningkatan pengetahuan para relawan yang dapat terpantau dari hasil diskusi studi kasus, argument dan membandingkan pre-test dan post-test.

Selamat menggerakkan semangat untuk mengupayakan perlindungan anak dan perempuan, mulai dari desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline