Umur saya di kompasiana masih belum genap satu bulan, sama seperti orok yang masih belajar beradaptasi. Demikian juga halnya dengan saya, masih belajar dan terus mau belajar untuk menshare apa saja kepada siapa saja mumpung kompasiana masih mengakomodirnya. Namun sebagai seorang yang tidak memiliki latar belakang sebagai penulis, mencoba memberanikan diri untuk bergelut didunia coret – mencoret yang bagi saya adalah sesuatu hal baru yang sangat bermanfaat.
Baru beberapa hari diriku menjadi kompasioner, saya dikejutkan dengan munculnya teks tambahan di bawah tulisan dalam blog saya yang diberi kompasiana secara cuma-cuma, bunyi teks yang saya maksudkan adalah : “ Kompasiana adalah Media Warga. Setiap artikel di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasioner (Pengguna Kompasiana)yang menayangkannya. Kompasiana tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing pengguna.”
Pada awalnya saya berpikir, teks itu hanya ada di dalam blog saya, sampai-sampai saya berpikir jangan-jangan ada yang salah dengan share tulisan yang saya posting. Namun setelah saya lihat blog-blog yang lain ternyata ada tambahan teks yang sama. Seandainya salah pun bagi saya itu mungkin karena kurangnya ilmu yang saya miliki mengenai hal itu dan bertanggungjawab atas apa yang telah saya publikasikan.
Namun dibalik tambahan teks itu, saya sedikit tertarik menanggapi postingan sahabat kompasioner Ira Oemar http://media.kompasiana.com/new-media/2013/05/15/pernyataan-disclaimer-dari-kompasiana-terkait-banyaknya-tulisan-berisi-pelintiran-berita-oleh-simpatisan-parpol-tertentu-560458.html. Dalam postingan artikel ini sepertinya keberadaan teks Disclaimer itu hanya karena pelintiran-pelintiran berita oleh simpatisan parpol tertentu. Terus sahabatku Ira Oemar menambahkan ada 4 hal yang menjadi alasan menjadi kompasioner, beliau juga memberikan penilaian-penilaian kualiatas tentang tulisan yang dipublikasikan di kompasiana, bahkan dalam tulisan itu Sobat Ira memberikan warning kepada para kader-kader parpol yang ingin share dikompasiana.
Yang menjadi pertanyaanku, apakah benar pernyataan disclaimer ini hanya karena banyaknya pelintiran-pelintiran berita oleh simpatisan parpol tertentu?. Siapa Ira Oemar, yang berani memberi penilaian tentang kuantitas dan kualitas tulisan dari kompasioner-kompasioner pemula? Apakah Ira Oemar mewakili delegasi Kompasiana?
Jika memang mewakili kompasiana, apa yang disampaikan oleh sobat Ira Oemar saya terima keaktualisasiannya. Namun sebaliknya, jika tidak bicara atas nama kompasiana, saya sedikit meragukan aktualisasinya berbeda jauh dengan vote yang ada diartikel sobat Ira. Kenapa? Ya, jika artikel ini tidak mewakili kompasiana maka bagi saya sebagai kompasioner baru, menyanggah dan meragukannya karena bagi saya masuk kompasiana bukan karena sekedar gratisan. Saya masuk kompasiana karena benar-benar ingin belajar, bukan karena 4 alasan seperti yang disampaikan oleh sobat Ira yang seakan-akan menjadi kompasioner itu karena alasan-alasan dalam tulisannya itu. Artinya jika sobat Ira Oemar masih sebatas kompasioner sama seperti kompasioner yang lain, maka sobat ira tidak berhak memberi pernyataan bahwa disclaimer ini muncul hanya karena berita pelintiran simpatisan parpol tertentu. Sobat Ira tidak berhak memberi penilaian tentang tulisan dikompasiana seperti saya kutip diartikelnya “Saya sendiri tak mempermasalahkan adanya pernyataandisclaimer itu, bahkan mendukung, sebab menurut sayaakhir-akhir ini membanjirnya kuantitas tulisan di Kompasiana dibarengi dengan menurunnya kualitas dan kredibilitas sejumlah tulisan dari akun-akun baru yang marak bermunculansecara hampir bersamaan dalam kurun waktu 3-4 bulan terakhir ini. Ada akun yang baru “lahir” langsung menjadi penulis produktif, sayangnya tulisan yang ditayangkan kebanyakancopy-pastealiasjiplakandari sebuah situs, tanpa menyebutkan sumbernya. Kalau hanya sebatas referensi mungkin masih mendingan, tapi ini sudah menjurus pada penjiplakan mentah-mentah.
Seorang kompasioner tidak boleh menjadi hakim dan juri bagi kompasioner yang lain, sesama kompasioner hanya boleh saling mengingatkan dan share sama seperti motto kompasiana ”Sharing and Connecting”. Di kompasiana ini yang berani mengambil keputusan tentang layak terbitnya sebuah tulisan hanyalah Admin Kompasiana atau yang berwenang sesuai dengan aturan dikompasiana.
Hal ini saya sikapi karena takut dan khawatir dengan teman-teman yang baru dikompasiana seperti saya. Membaca artikel ini bisa-bisa membuat niat mulianya belajar menjadi kendur. Seharusnya senior seperti Ira Oemar kompasioner terverifikasi memberi contoh positif buat kompasioner-kompasioner baru.
Dalam tulisan saya ini, saya minta maaf kepada Saudari Ira Oemar, jika sedikit tersinggung. Saya sama sekali tidak bermaksud menyudutkan atau memojokkan, saya menulis ini hanya semata-mata ingin membuktikan kebenaran didalam tulisannya, Apakah saudari mewakili kompasiana atau masih sebatas kompasioner.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H