Dalam menjalani aktivitas sehari hari, tentunya kita membutuhkan kawan yang bisa mendengarkan, mengingatkan dan menasihati kita. Buku, bisa menjadi kawan yang sangat bijaksana untuk menemani kita, menenangkan meski tanpa suara.
Sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW: "Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR. Bukhari dan Muslim)
Membaca buku akan membantu kita mendapatkan wawasan kedua ilmu tersebut, berpikiran terbuka dan rasional dalam menghadapi sesuatu, sehingga keimanan kita kepada Allah akan bertambah.
"Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok pagi."
Suatu kutipan dari Syekh Nawawi al-Bantani, mengingatkan kita, "Jangan sampai kita terlena kata mutiara untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal."
Itulah kenapa kita mesti berusaha menjalani hari demi hari dengan perbaikan diri terus menerus, terhadap diri sendiri, terhadap sesama, bahkan terhadap pencipta.
Nashoihul 'ibad, merupakan salah satu kitab (buku) yang bisa memberikan kita wawasan dan renungan-renungan dalam memandang hidup, berperilaku serta bagaimana menyikapi ujian dan berbagai masalah lainnya. Buku ini dikemas cukup menarik dan sangat menyenangkan untuk dikaji karena penjelasannya yang ringkas membuat kita lebih mudah memahami isinya. Dan meski bertemakan tasawuf, penyajiannya sangat sederhana dan langsung pada pokok masalah.
Buku Nashaihul 'ibad ini ditulis oleh Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama salaf yang menghasilkan banyak karya besar dan terkenal. Dan tahukah? Syekh Nawawi yang menjadi pengajar sekaligus imam Masjidil Haram selama lebih dari 10 tahun ini adalah ulama kelahiran Indonesia. Imam Nawawi lahir di Tanara, serang, Banten, pada tahun 1813 M dan dijuluki bapak kitab kuning Indonesia. Beliau sangat concern terhadap pembentukan karakter dengan akidah yang sempurna dan akhlak yang baik.
Jika kitab-kitab lain pada umumnya memuat bab berdasarkan kekhususan materi, seperti bab sabar; berisi segala bahasan perkara sabar, bab syukur, bab amanah dan demikian selanjutnya yang susun berdasarkan tema khusus, maka buku Nashoihul ibad ini berbeda. Setiap bab nya disusun berdasarkan keseragaman jumlah poin yang akan dibahas.
Contohnya, Bab II (Nasihat-nasihat yang mengandung tiga imbauan), maka setiap judul pada bab ini, berisikan dalih yang akan diturunkan menjadi tiga poin bahasan/masalah. Demikian juga pada bab-bab selanjutnya. Contoh judul nasihat dari masing-masing bab lain seperti: Empat Kalimat Pilihan dari Empat Kitab Suci, Lima Masa sebelum Lima Masa, Enam Bentuk Tipu Daya, Tujuh Perkara yang Dipilih Orang Berakal, Delapan Perkara yang Tak Pernah Terpuaskan, Sembilan Hal tentang Tangisan dan lain-lain.
Buku berisi lebih dari 1000 point nasihat bersumberkan dalil Al-Quran, Hadist, dan Atsar (nasihat/ucapan para sahabat dan tabi'in) ini, dikelompokkan menjadi 10 bab berisikan 215 judul.