Lihat ke Halaman Asli

Move On ke Geothermal Energy, Energi Asli Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1420101609818415526

Kenyataan bahwa energi fosil semakin langka, dan polusi semakin merajalela membuat kita harus berpikir jauh kedepan, berpikir tentang alternatif energi, untuk anak-anak kita dan cucu-cucu kita. Selalu terbesit dalam pikiran kita, sampai kapan kita akan merusak alam dengan gas buangan yang meracuni lingkungan? atau sampai kapan kita bergantung pada sumber energi yang akhirnya sulit kita temukan? Dan sampai kapan kita bergantung pada BBM murah? Haha, itu sudah terlalu jauh, namun sebelum terlambat sebaiknya kita membuka mata pada alternatif lain yang lebih ramah lingkungan dan keberadaannya masih berlimpah di negeri kita. Salah satu alternatif yang bisa diambil adalah Geothermal energy, atauenergi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Geothermal berasal dari bahasa Yunani “Geo” yangberarti “bumi” dan “therm” yang berarti panas. Energi dihasilkan dari aktivitas tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di samping itu dapat pula berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Di Indonesia, seperti yang dijelaskan dalam tulisan sekilas tentang panas bumi pada tahun 1998 oleh Nenny Saptadji, terbentuknya energi panas bumi di Indonesia terjadi akibat 3 lempeng yang berinteraksi, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebutyang menyebabkan terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Sedangkan dari karakternya reservoir panas bumi di pulau Sumatera terdapat dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang dangkal, sedangkan pada pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan vulkanik.

(sumber foto: http://pge.pertamina.com/)

Banyak kelebihan dari panas bumi ini, diantaranya panas bumi tercatat sebagai sumber energi alternatif terbersih. Lingkungan sudah tidak lagi sebersih dulu, jika kita tetap memakai sumber energi dengan gas buangan yang meracuni lingkungan, akan seperti apa Indonesia puluhan tahun mendatang? Tidak, mungkin saja pertanyannya menjadi akan seperti apa negeri ini jika energi fosil semakin dan semakin langka? Maka dari itu, panas bumi adalah jawabannya karena setelah fluida panas bumi diubah menjadi energi listrik, fluida tersebut akan dikembalikan ke bawah permukaan melalui sumur-sumur injeksi. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya rembesan air permukaan menjadikan energi panas bumi bersifat berkelanjutan atau sustainable energy. Jika dilihat dari kapasitasnya, energi panas bumi juga lebih unggul karena kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi rata-rata 95%, sangat tinggi pastinya jika dibanding pembangkit listrik lain, seperti contohnya batu bara yang hanya sekitar 60-70%. Berikutnya karena tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca, pemanfaatan panas bumi akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sehingga dapat menghemat cadangan minyak bumi. Selain itu juga seperti dikutip dalam website Pertamina bahwa potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia yang tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak, hal ini bukan suatu hal yang mencengangkan bila kita nantinya akan menjadi negeri yang khas dengan Sumber Energi Panas Bumi-nya jika penggunaan panas bumi sudah mulai dioptimalkan. Kelebihan berikutnya dari panas bumi ini adalah sifatnya yang stabil dan konstan yang tidak akan terpengaruh dengan keadaan musim.

Dalam hal ini, pemerintah sangat berkaitan dengan kemajuan penggunaan panas bumi. Gerak pemerintah yang dibantu dengan pihak-pihak terkait peningkatan pemanfaatan energi panas bumi sangat dibutuhkan. Seperti dikutip oleh Nenny Septiaji bahwa pemerintah berencana akan meningkatkan penggunaannya secara berkala mulai dari 807 Mwe pada 2005 hingga 9500 Mwe pada tahun 2025 nanti, yaitu 5% dari bauran energi tahun 2025 atau setara 167,5 juta barrel minyak. Rencananya tahun 2014 ini kapasitas akan meningkat menjadi 4.733 MWe untuk areal Jawa-Bali sekitar 2.137 MWe dan 2.596 MWe untuk areal areal luar Jawa-Bali dari yang tadinya hanya sekitar 1.169 MWe. Namun itu hanya sebagian kecil dari apa yang negeri ini miliki, 40% panas bumi di dunia yang da di Indonesia ini memiliki potensi cadangan 14.172 Mwe, yang terdiri dari cadangan terbukti 2.287 Mwe, cadangan mungkin 1.050 Mwe, dan cadangan terduga 10.853 Mwe.

Keadaan Indonesia yang sangat memungkinkan untuk menggantungkan diri pada Sumber Energi Panas Bumi ini menjadikan sudah keharusan pengembangan lapangan dimaksimalkan oleh perusahaan yang tentunya “nasional” dan dengan tenaga ahli yang berasal dari Indonesia pula, karena banyak sumber daya manusia yang berasal dari negeri kita tercinta ini yang sudah diakui, baik dalam kancah nasional maupun internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline