suci terlahir di kediaman hati
berbicara seadanya tanpa mimik
pudar purna meski usia nampak paruh baya
dipojok pintu teras rumah
terpanpang mata kosong melompong
aku lelaki takan pernah bisa habis membalas dengki
kubakar semua amarah
ku tambahkan dendam kesumatku
agar kelak kurobekan hatimu yang melukaiku
sudut kosong berisi kepala penuh
terdiam kata hanya kerasnya amarah
aku lelaki penggungat cinta
yang dirampas orang
yang diculik sang biadad
yang dikemas topeng adalah belahan jiwaku
ku tunggu disini
dengan bathin yang panas
agar kalian tahu aku takan habis karna cinta
jangan tunduk pada bathin yang terkoyak
jangan rapuh pada seonggok elok raga
aku lelaki penggugat cinta
berdiri kembali meski bumi sekalipun menelan habis murkaku
aku ..... pemuja cinta yang terkhianati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H