Lihat ke Halaman Asli

Konstruksi Cinta yang Menyebalkan dari "More Than Friends"

Diperbarui: 31 Juli 2024   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Apa bagian paling perih dari mencintai? Pada bagian mana dari cinta yang belum melukaimu? Bagaimana rasanya dalam hubungan pacaran selama 10 tahun tanpa kejelasan? 

Bagaimana konstruksi sosial menempatkan perempuan  lajang di tengah umur yang sudah tidak muda lagi? Beberapa pertanyaan ini adalah sebuah misteri yang ingin diungkap  Jo Seung Hee  dalam dramanya yang berjudul "More than Friends". 

Drama yang ditulis oleh Jo Seung Hee ini masih sementara tayang on going di salah satu stasiun televisi korea JTBC. Apa bagian paling perih dari mencintai? 

Kutipan judul sajak-sajak dari Aslan Abidin ini sepertinya saya menemukan jawabannya setelah menamatkan 10 episode pertama dari drama ini, dan jawabannya adalah mencintai orang yang sama selama bertahun-tahun tanpa bisa memilikinya.

Beberapa tahun saya pernah memutuskan untuk tidak lagi kecanduan dengan drama,  More than  Friends adalah drama kedua yang benar-benar saya nikmati setelah dunia paralel dari The King Eternal Monarchi yang dari segi substansi isi, cerita More than Friends lebih menang banyak. 

Meskipun saya penyuka genre romansa tetapi saya akan lebih tertarik pada film ataupun drama yang berhubungan dengan sastra dan seni, dan saya menemukannya di "more than friends"

Drama ini mengisahkan tentang Le soo yang seorang fotografer dan Woo Yeon yang seorangs penulis kaligrafi dan beberapa tokoh tambahan lainnya, teman perempuan Woo Yeon yang jaksa dan pekerja kantoran dengan ekonomi pas-pasan. 

Dari ketiga karakter yang dihadirkan oleh Jo Seung Hee saya melihatnya sebagai sebuah cerita yang kompleks seperti halnya ketika saya membaca fiksi (novel), meskipun biasanya kadang kita akan merasa kecewa pada beberapa fiksi yang kemudian divisualkan dalam bentuk film sebab ada beberapa detail cerita yang kemudian hilang.

"Pemeluk Kenangan" mungkin adalah diksi yang cocok untuk menggambarkan sosok perempuan yang bernama Kyung Woo Yeon dalam drama ini, betapa dia menyukai Le Soo selama 10 tahun lamanya dengan dua kali penolakan. 

Dari sini memberikan gambaran bahwa batas antara kesetian dan kebodohan begitu dekat. Memilih menyukai orang dalam rentang waktu yang lama meskipun sudah ditolak berkali-kali memangnya apa yang diharapkan? 

Hubungan yang tidak memiliki arah dan masa depan atau yang biasa diistilahkan dengan toxic relationship atau dalam istiah lain friendzone. Menyukai tidak berarti harus merampas kemerdekaan kita untuk bahagia, cinta mestinya dikonstruksi sebagai bentuk kebebasan bukan menciptakan penjara seperti yang di sebut oleh Satre dan pasangan kekasihnya Simon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline