Adakah hal menarik yang sudah terjadi padamu hari ini? Atau kamu tidak dapat merasakannya karna beban dan masalah mental yang membuat hari-harimu terasa seperti senin? Akhir-akhir ini memang banyak sekali orang yang berkeluh kesah. Mulai dari masalah pekerjaan, masalah inferioritas diri, pertemanan, percintaan, tugas sekolah yang menumpuk hingga problematika remaja mengenai impian yang tidak tahu kapan tergapainya.
Ternyata banyak orang masih terlalu fokus dan terjebak pada hasil negatif dari peristiwa yang dialaminya. Sehingga emosi negatif ini menghambat produktivitas, kreativitas dan kemampuan untuk maju dan membuat keputusan yang baik. Jika kita renungkan kembali, setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi pasti selalu ada sisi positifnya.
Ketika seseorang terlalu fokus pada hal-hal buruk yang akan terjadi pada hidupnya, secara tidak sadar mereka mengembangkan pola pikir negatif dan akhirnya mengalami kebutaan untuk memperhatikan hal-hal positif. Kenapa ini bisa terjadi? Mengapa setiap orang mudah berpikir negatif? Bagaimana caranya agar menjadi positif sebagai kebiasaan?
Dilansir dalam artikel Southsore Physical Therapy, Shawn Anchon dalam bukunya, The Happines Advantage: How a Positive Brain Fuels Success in Work an Life, menyebutkan mengenai Fenomena Tetris atau Efek Tetris.
Efek tetris ini sebenarnya berasal dari video game dimana pemain harus mengatur bentuk yang jatuh dari langit agar sesuai dalam barisan. Penelitian juga menyebutkan bahwa fenomena seseorang yang terlalu sering bermain game Tetris, sering kali mereka mulai memvisualisasikan pola tetris itu di dunia nyata. Dengan kata lain, otak kita menjadi terlatih untuk melihat pola dan pola ini bisa berupa suatu hal yang negatif ataupun positif, tergantung bagaimana cara kita berpikir.
Disamping fenomena tersebut, pikiran negatif pada dasarnya adalah sebuah alarm alami manusia untuk memperingati adanya bahaya dan bersiap untuk melindungi diri. Hal itu membuat manusia menjadi lebih sensitif terhadap bahaya. Pemikiran yang negatif juga memiliki dampak kuat untuk dapat menempel pada otak karna manusia lebih mudah memindahkan cara pikir, persepsi dan emosi positif ke negatif daripada sebaliknya. Jika kita terus berpikiran negatif terhadap suatu hal maka otak kita pun akan terprogram untuk terus berpikiran negatif dan mengingat hal buruk sepanjang hari alih-alih hal baik dan positif, sehingga menyebabkan kita terus mengeluh dan mempunyai pola pikir yang percaya pada sesuatu yang salah atau disebut juga sebagai Distorsi Kognitif.
Kognitif negatif ini dapat membuat seseorang stres dan dalam jangka panjang bisa menjadi depresi. Karna pada dasarnya orang yang depresi secara tidak sadar telah menginternalisasikan pola pikir negatif sebelumnya dan menambah menjadi sebuah kebiasaan yang membuatnya lebih mudah menuju hal yang negatif.
Mengingat bahwa fenomena tetris dari hasil pemikiran yang negatif ini menyebabkan keseimbangan diri yang buruk, maka dari itu bagaimana sih cara agar kita bisa mempunyai kebiasaan berpikiran atau mindset yang lebih positif?
- Gratitude Journal atau buat jurnal rasa syukur.
Kita bisa menuliskan 3 hal yang bisa kita syukuri hari ini. Dimulai dari makanan hingga rasa syukur karna masih bisa hidup sampai hari ini meski di tengah keadaan yang sulit. Dengan melakukan ini, otak kita mencoba mencari peristiwa positif dan membiasakan diri melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda serta meningkatkan rasa syukur.
- Fokus terhadap kelebihan, karna pikiran negatif hanya akan memfokuskan kita pada kelemahan-kelemahan kita.