Lihat ke Halaman Asli

Yang Tersisa dari Aksi Terorisme di Paris, Sebuah Kesaksian

Diperbarui: 18 November 2015   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih tak terbayangkan oleh saya, hari jum’at malam 13 November silam yang diawali dengan keceriaan dan semangat untuk berakhir pekan berujung pada tragedi berdarah yang meninggalkan luka yang mendalam. Sebuah tindak terorisme yang setidaknya menewaskan 130 lebih orang tidak bersalah, dan 300 orang yang saat ini masih dalam pertarungan antara hidup dan mati di rumah sakit. Sebagai warga negara Indonesia, saya memang tidak akan tinggal seumur hidup di Perancis, namun Perancis sudah saya anggap sebagai rumah kedua, saya sangat sedih dan terpukul atas kejadian ini

Memang benar, tragedi juga terjadi di berbagai penjuru dunia akibat tindak terorisme seperti di Kenya, Liban, Tunisia hingga Turki yang menewaskan ratusan orang. Belum lagi perang saudara di Syria dan Irak yang menelan banyak korban hingga memaksa berjuta-juta umat untuk mengungsi. Namun hal tersebut tidak menghalangi kita untuk sementara waktu merenungi sejenak dan berkabung untuk mereka yang tewas di Paris.

Siaga satu serta 3 hari berkabung telah di kumandangkan oleh sang pemimpin tertinggi Perancis, President François Hollande, kemudian disertai janji untuk melakukan penyerangan ke markas ISIS. "Kita sedang Berperang," sebut presiden Perancis Francois Hollande dihadap seluruh rakyat Perancis.

Tidak ada yang berubah setelah kejadian aksi teror, hidup berjalan seperti biasa, hanya malam kejadian yang cukup mencekam. Terlihat sesaat bahwa, pemerintah serta masyarakat Paris, belum terbiasa untuk menanggulangi aksi terorisme yang telah terjadi setidaknya 4 kali dalam setahun terakhir. 

Hari senin pun saya jalani seperti biasa, pagi hari bergegas menuju kantor kemudian kembali pada sore hari dan lembur seperti hari-hari sebelumnya. Kereta bawah tanah tetap penuh sesak, orang jalan masih tergesa-gesa hingga pengemis dan orang jalanan masih banyak di jalan-jalan dan gang-gang. Seakan tidak terjadi apa-apa beberapa hari silam, warga Paris seakan ingin menunjukkan jika mereka tidak semudah itu di patahkan semangatnya untuk hidup. Mereka tidak takut. 

Namun, jujur rasa was-was masih menghantui. Ketakutan berada didalam keramaian dan berkumpul ditempat publik masih sedikit menjadi momok tersendiri. Syok akibat tragedi terorisme masih akan membekas, namun saya yakin dengan seiring berjalannya waktu luka tersebut akan hilang dengan sendirinya.

Pelajaran yang bisa dipetik adalah, rasa solidaritas yang dimiliki oleh warga Paris kepada korban. Ratusan orang berbondong-bondong ingin mendonorkan darahnya ke rumah sakit, hingga rumah sakit sempat kewalahan dan kemudian menolak sebagian donatur. Ribuan lilin hingga karangan bunga juga diletakkan disekitar tempat kejadian perkara dan di alun-alun kota. Lagu kebangsaan "le marseillaise" juga berkali kali di kumandangan sembari mengiringi langkah masyarakat Paris yang mengatak tidak takut pada aksi teror yang menimpa kota cinta tersebut. 

 

Hingga saat pembuatan tulisan ini selesai, telah kembali terjadi peledakan bom bunuh diri di utara Paris yang setidkanya menewaskan 3 orang. Prihatin

BES

*) Sumber Gambar: Dok. Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline