Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Butuh sosok Manny Pacquiao

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430692446359138006

[caption id="attachment_414759" align="alignnone" width="607" caption="Masyarakat Philipina & photo Manny Pacquiao (Pic : The Economist)"][/caption]

Indonesia rindu akan prestasi, Indonesia rindu akan ikon yang bisa dijadikan contoh dan idola oleh para generasi muda, Indonesia masih menanti sosok seorang Manny Pacquiao dari Indonesia

Minggu, 2 May 2015 adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh seluruh pecinta Tinju diseluruh dunia. Mengapa tidak, dua petinju terbaik saat ini Floyd Mayweather Jr dari Amerika bertarung melawan Manny Pacquiao dari Philipina. Seluruh mata tertuju kepada ring MGM Las Vegas. Banyak pengamat menyebutkan bahwa pertarungan kemarin adalah pertandingan abad ini.

Di Philipina, 2 May 2015 telah ditetapkan sebagai hari libur nasional agar warganya  meluangkan waktu menonton pertarungan Pacquiao. Pemerintah mengakomodir kecintaan rakyat kepada olahraga tinju dan kepada Manny Pacquiao itu sendiri. Diharapkan anak-anak muda yang mengagumi Pacquiao kemudian akan mencoba mengikuti jejak sanga idola.

Melihat antusiasme masyarakat Philipina terhadap olahraga khususnya pertandingan Tunju, mengingatkan saya terhadap tanah air sendiri.

Kapan terakhir kita menunggu dengan sabar di depan layar kaca untuk menantikan pertarungan atau pertandingan kelas dunia dari atlet terbaik kita. Saya pribadi masih ingat betapa bahagia dan bangganya saya ketika Taufik Hidayat mendapatkan medali emas di olimpiade, atau ketika Garuda muda membawa secercah harapan di pesepakbolaan Indonesia.

Jangankan untuk mencetak, bibit unggul di bidang olahraga. Indonesia sendiri masih harus menghadapi permasalahan yang tidak semestinya harus terjadi, misalnya dualisme kepemimpinan antara PSSI dan Menpora yang berkepanjangan hingga akhirnya mengakibatkan terhentinya kompetisi liga Indonesia.

Jika sudah begini siapa yang akan di rugikan, tentunya masyarakat dan generasi muda yang melihat negara ini seolah tidak berdaya karena ulah segelintir orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuktikan tidak hanya untuk pemberantasan korupsi yang harus di maksimalkan di Indonesia namun juga peningkatan kualitas di bidang olah raga agar kita mempunyai atlet yang mumpuni.

Dalam soal prestasi tinju dunia, di masa lalu Indonesia pernah memiliki jura dunia Ellyas Pical dan Chris John. Melihat rentang waktu prestasi yang sangat lama serta lambatnya kaderisasi, hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk menempatkan pembinaan olahraga dengan sebaik-baiknya dengan kebijakan dan sistem yang tepat termasuk kesejahteraan atlet.

Indonesia rindu akan prestasi, Indonesia rindu akan ikon yang bisa dijadikan contoh dan idola oleh para generasi muda, Indonesia masih menanti sosok seorang Manny Pacquiao dari Indonesia.

Sosok seorang Atlet, seorang juara yang rendah hati, seorang petinju yang mencintai negaranya, agamanya dan seorang atlet yang bisa membawa Indonesia ke kembali puncak. Semoga kerinduan itu segera terobati.

BES.T




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline