Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pramuka Garuda, Sekali Lagi

Diperbarui: 30 Oktober 2024   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanda Pramuka Garuda. (Foto: Koleksi Kwarda DIY)

Sudah beberapa kali saya menulis tentang Pramuka Garuda. Kali ini, tulisan adalah reaksi terhadap berita yang beredar baru-baru ini. "Sebanyak 16.901 Anggota Pramuka Garuda Banyumas Dilantik, Diklaim Jadi Rekor Terbanyak", demikian judul berita yang ditayangkan oleh Tribunnews Banyumas pada 29 Oktober 2024.

Inilah yang menyebabkan saya menulis "Pramuka Garuda, Sekali Lagi." Sebagai anggota Gerakan Pramuka, tentu saya merasa berbangga, semakin banyak yang berhasil mencapai tingkatan tertinggi sebagai peserta didik tiap golongannya. Seperti diketahui, Pramuka Garuda adalah tingkatan tertinggi di tiap golongan dalam Gerakan Pramuka.

Di golongan Pramuka Siaga (7-10 tahun), setelah seorang anak mencapai tingkatan Siaga Mula, kemudian meningkat ke Siaga Bantu dan Siaga Tata, maka dia bisa berusaha mencapai tingkatan Pramuka Siaga Garuda. Di golongan Pramuka Penggalang (11-15 tahun), setelah seorang calon Pramuka Penggalang menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penggalang Ramu, kemudian meningkat ke Penggalang Rakit dan selanjutnya Penggalang Terap, dapat pula berusaha mencapai jenjang Pramuka Penggalang Garuda.

Sementara di golongan Pramuka Penegak (16-20 tahun), setelah menyelesaikan SKU Penegak Bantara, kemudian berlanjut ke Penegak Laksana, maka dapat pula mencapai tingkatan tertinggi sebagai Pramuka Penegak Garuda. Sedangkan di golongan Pramuka Pandega, setelah menyelesaikan SKU Pandega, tahap selanjutnya adalah mencapai jenjang Pramuka Pandega Garuda.

Tidak mudah untuk mencapai tingkatan tertinggi itu. Itulah sebabnya, mencapai tingkatan sebagai Pramuka Garuda jelas membanggakan dan patut diapresiasi.

Persoalannya, akhir-akhir ini terlihat mulai ada kecenderungan untuk memperbanyak jumlah Pramuka Garuda di suatu daerah. Hal ini sebenarnya wajar, dan tentu patut pula diacungi jempol. Namun, kalau tujuan memperbanyak itu adalah untuk terlihat banyak apalagi sekadar mengejar rekor jumlah terbanyak, ini yang harus diwaspadai.

Mencapai jenjang Pramuka Garuda bukan urusan mana daerah yang lebih banyak jumlahnya. Namun, ini menyangkut kualitas seorang Pramuka Garuda. Baik kualitas sebagai seorang Pramuka, juga kualitas dalam pendidikan formalnya, tetapi sekaligus kualitasnya sebagai seorang anak dan anggota masyarakat.

Setiap Pramuka Garuda seharusnya telah melalui proses menyelesaikan proyek bakti masyarakat yang dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Di banyak negara, proyek-proyek Pramuka Garuda (atau yang setingkat dengan itu walaupun namanya lain), langsung dapat mudah dijumpai. Misalnya, ada yang memperbaiki bangku-bangku taman, menginisiasi pendirian perpustakaan, menulis buku bacaan dan cerita bergambar, melakukan aksi rutin membantu di rumah yatim piatu atau rumah jompo, dan banyak lagi. Sampai membuat dan membagikan tempat sampah di banyak tempat dan secara rutin seminggu sekali beraksi membersihkan sampah di suatu area publik.

Apakah ini sudah dilakukan? Bila sudah, seharusnya dengan mudah hal itu ditemui dan dilihat masyarakat, terutama di daerah yang banyak "menghasilkan" Pramuka Garuda.

Di daerah itu juga seharusnya akan tumbuh sikap bermasyarakat yang lebih baik terutama di kalangan generasi muda. Pramuka Garuda harus dapat menjadi contoh dalam berperilaku dan mampu mengajak lingkungannya untuk berperilaku baik sebagai anggota masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline