Tanpa bermaksud menyombongkan diri, terbitnya dua buku oleh pengurus Kwartir Nasional masa bakti 2018-2023, ternyata memang sangat bermanfaat. Kedua buku itu adalah Berbakti Tanpa Henti -- Catatan Perjalanan 60 Tahun Gerakan Pramuka 1961-2021 (ISBN 978-979-8318-51-1) dan Mengabdi Tanpa Batas -- 110 Tahun Gerakan Kepanduan di Indonesia (ISBN 978-979-8318-67-3).
Buku tersebut selain bermanfaat karena isinya merupakan hasil penelitian terkait sejarah Gerakan Pramuka dari masa ke masa, dan pengumpulan data berbagai informasi penting lainnya -- termasuk sejumlah tokohnya -- ternyata juga bermanfaat sebagai benda cenderamata. Hal itu disebabkan kedua buku tersebut dicetak dengan sampul keras (hardcover) dan penuh warna (full colour). Sehingga memang pantas dijadikan benda cenderamata Pramuka.
Kedua buku itu juga yang dijadikan cenderamata untuk Presiden Association of Top Achiever Scouts (ATAS), Simon Hang-Bock Rhee. Datang secara khusus dari Korea Selatan sekitar seminggu lalu, Simon Rhee telah menghadiri inagurasi ATAS di Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Bogor.
Pada saat acara yang diadakan di Stadion Pakansari Bogor, 20 Agustus 2024 tersebut, ikut pula 50.000 anggota Gerakan Pramuka dari Kwarcab Kabupaten Bogor itu. Di antara mereka, tercatat tak kurang dari 1.950 Pramuka Garuda yang dikukuhkan sebagai anggota ATAS. Sebagai informasi tambahan, Pramuka Garuda adalah tingkatan tertinggi bagi peserta didik dalam Gerakan Pramuka. Untuk mencapainya tidak mudah, karena harus melalui beberapa jenjang sebelumnya. Selain itu, untuk menjadi seorang Pramuka Garuda juga harus menyelesaikan sejumlah persyaratan yang harus dilalui melalui ujian syarat kecakapan Pramuka Garuda.
Di Indonesia, top achiever Scout itu disebut Pramuka Garuda. Berbeda dengan di negara lainnya. Di Inggris dan negara-negara Persemakmuran lainnya disebut King Scout (sewaktu Inggris dipimpin oleh Ratu Elizabeth, maka sebutannya adalah Queen Scout). Lalu di Korea Selatan disebut Tiger Scout, di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya disebut Eagle Scout, di Jepang disebut Fuji Scout, di Malaysia dan Brunei Darussalam disebut Pengakap Raja, di Singapura dan beberapa negara lainnya disebut President Scout.
Di Brunei Darussalam
ATAS sendiri terbentuk sejak 10 Desember 2004. Saat berlangsungnya Konferensi Kepanduan Asia-Pasifik ke-21 dari 6 sampai 12 Desember 2004, sejumlah peserta konferensi yang telah mencapai tingkatan top achiever Scout di negara masing-masing berkumpul. Seperti diceritakan Simon Rhee dalam perbincangan Sabtu, 24 Agustus 2024 pagi hari di Jakarta, tercatat 41 orang dari 16 negara yang hadir pada pertemuan di Brunei, 10 Desember 2004 itu. Dari 41 orang itu, yang paling banyak berasal dari Australia (7 orang), dan selanjutnya Korea Selatan serta Malaysia dengan masing-masing 5 orang.
Walaupun awalnya, keberadaan ATAS hanya untuk top achiever Scout di wilayah Asia-Pasifik, tetapi kemudian keanggotaannya terbuka bagi siapa saja top achiever Scout di seluruh dunia. Beberapa anggota awal dari luar Asia-Pasifik yang bergabung dalam ATAS adalah dari Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Jordania, Oman, Angola, Kongo, Afrika Selatan, Inggris, dan Swedia.