Tahun-tahun sebelumnya, libur panjang di Tahun Baru merupakan berkah bagi museum. Membuka diri pada liburan di awal tahun, memberikan kesempatan bagi museum untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengunjung.
Bukan hanya membeli tiket, namun tak sedikit pula pengunjung yang membelanjakan uang membeli oleh-oleh dan cenderamata di toko museum serta makanan dan minuman di kios penjualan yang ada di sana.
Para pedagang asongan dan kedai pedagang yang berjualan di sekitar museum, ikut pula mendapatkan berkah. Belum lagi para pelaku jasa transportasi, baik yang kecil maupun yang besar, untuk mengantar jemput para pengunjung museum. Tahun Baru memang menjadikan museum menjadi meriah.
Namun hal berbeda dihadapi pada Tahun Baru 2021 ini. Berdasarkan aturan dibanyak tempat terkait pandemi Covid-19, museum-museum diharuskan tutup untuk mencegah semakin berkembangnya virua tersebut.
Kini, yang bisa dilakukan adalah hanya mengunjungi museum yang ada secara virtual. Itu pun untuk museum-museum yang telah mempersiapkan dirinya mengembangkan kunjungan (tour) virtual.
Selama masih harus menutup diri dari kunjungan masyarakat, museum memang hanya bisa melaksanakan kunjungan virtual untuk pengunjungnya. Namun tentu saja ini pun harus diperbarui secara berkala, jangan itu-itu saja. Bila tidak akan mengakibatkan kebosanan bagi pengunjung.
Berbeda kalau bisa hadir secara fisik di museum. Bila misalnya dikunjungan pertama memfokuskan diri pada sisi kiri museum, mungkin pada kunjungan berikutnya dapat melihat koleksi museum yang berada di sisi kanan.
Apalagi, seperti sebelum pandemi Covid-19, museum-museum juga sering mengadakan pameran temporer. Jadi kehadiran secara fisik tidaklah membuat bosan, selalu saja ada "hal baru" yang dapat dilihat.
Manajemen Risiko
Hal lain yang perlu menjadi perhatian bagi museum dalam menyongsong era adaptasi kebiasaan baru (new normal) adalah Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang manajemen risiko (risk management) di dalam museum.
Bila selama ini SOP manajemen risiko lebih ke sisi keamanan gedung dan koleksi museum, maka nantinya diperlukan SOP manajemen risiko juga untuk manusianya, baik staf museum maupun pengunjung.