Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Sri Sultan, Supratman, dan Pramuka

Diperbarui: 12 April 2020   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan tanda air (watermark) wajah WR Supratman. (Foto: koleksi BDHS)

Hari ini, 12 April 2020, kita -- khususnya para anggota Gerakan Pramuka di mana saja berada -- memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tanggal 12 April diambil dari tanggal kelahiran beliau, pada 12 April 1912.

Hampir bersamaan waktunya, penulis baru saja mendapat tambahan beberapa lembar koleksi uang kertas Indonesia. Salah satunya berupa uang kertas dengan harga pecahan nominal (harga satuan) Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) yang bagian depannya bergambar wajah Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan latar belakang kegiatan kepramukaan. Di bagian belakangnya terdapat gambar Candi Borobudur.

Uang kertas itu pertama kali diterbitkan pada 1992, dalam satu set yang terdiri dari enam harga pecahan nominal, masing-masing Rp 100, Rp 500, Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000. 

Sekadar informasi tambahan pecahan Rp 100 bergambar utama perahu pinisi, Rp 500 bergambar orangutan, Rp 1.000 bergambar Danau Toba, Rp 5.000 bergambar alat musik sasando, Rp 10.000 bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Rp 20.000 bergambar burung Cenderawasih. 

Jadi dari satu yang terdiri dari 6 harga pecahan nominal itu, hanya satu yang bergambar wajah orang Pahlawan Nasional, yaitu pecahan Rp 10.000 dengan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Semua uang kertas itu ada tanda tangan Gubernur Bank Indonesia, Prof. Dr. Adrianus Mooy, yang menjabat antara 1988 sampai 1993. Khusus uang kertas dengan harga pecahan nominal Ro 10.000 yang bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX, beberapa kali dicetak ulang sampai terakhir digunakan pada 1998. 

Pada 1998 ini, dikeluarkan uang pengganti antara lain untuk pecahan Rp 10.000. Uang kertas tersebut menampilkan gambar utama Tjut Nja' Dhien, pahlawan nasional perempuan dari Aceh.

Bapak Pramuka Indonesia

Kembali ke uang kertas bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Gambar dirinya dengan latar belakang kegiatan kepramukaan dalam perkemahan memang sudah sepantasnya. 

Kak Sultan, demikian panggilan akrabnya di lingkungan Gerakan Pramuka, adalah salah satu tokoh utama Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana, wadah pendidikan non formal untuk pembentukan karakter bagi anak-anak dan remaja di Indonesia.

Gerakan Pramuka yang saat ini tercatat mempunyai jumlah anggota sekitar 25 juta dan merupakan organisasi kepanduan terbesar di dunia, mulai berdiri secara resmi pada 1961. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline