Perhelatan deklarasi Alumni SMA Jakarta BerSATU mendukung Jokowi-Amin yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu, 10 Februari 2019 telah berakhir dengan sukses. Hampir tak ada gangguan apa pun, kalau pun ada hanya gangguan kecil yang hampir tak berarti. Seperti ditengarai ada penyusup yang masuk, namun sudah berhasil ditangani petugas. Atau masalah pintu masuk yang hanya satu dan membuat peserta harus antre panjang di bawah terik matahari yang menyengat, namun ini pun berhasil diatasi dengan baik.
Di dalam pun suara dari pengeras suara (speaker) untuk beberapa bagian tidak terlalu jelas terdengar, khususnya mereka yang berada di bagian belakang panggung. Ditambah karena begitu banyaknya peserta, sampai-sampai pendingin udara (AC) seolah hampir tak berfungsi. Tapi hal-hal ini tentu saja bukan halangan bagi para peserta yang telah antusias sejak pagi hari.
Di Stasiun KA Palmerah -- stasiun kereta api terdekat dengan Istora Senayan -- misalnya, sejak pukul 09.00 WIB telah ramai dengan peserta kegiatan yang mengenakan kaus putih dengan tulisan Alumni SMA Jakarta BerSATU di bagian depan dan angka #01 besar di bagian belakang. Pusat perbelanjaan fX Senayan dan Plaza Senayan sejak pagi juga sudah ramai. Begitu pula di Restoran Pulau Dua, yang ada di kawasan bekas Taman Ria Senayan, sebelah gedung DPR/MPR RI. Sebagian besar peserta telah berkumpul sejak pukul 09.00 WIB. Setelah registrasi dan pembagian kaus serta gelang tanda peserta, para alumni SMA PSKD (dari SMA I PSKD sampai SMA VI PSKD) yang berkumpul di Restoran Pulau Dua menyantap hidangan yang disediakan sponsor salah satu alumni juga.
Setelah itu, dari berbagai tempat barulah masing-masing menuju ke Istora Senayan. Aksi jalan kaki, walau jaraknya dekat, juga berlangsung lancar. Semua mengikuti aturan yang ditetapkan, sampai akhirnya setelah menunggu beberapa lama, berjumpa juga dengan Pak Joko Widodo (Jokowi) yang disambut meriah. Baik sejak kedatangannya, terlebih lagi ketika Jokowi menyampaikan pidatonya.
Di luar itu semua, yang sangat terasa adalah betapa kuatnya semangat seluruh peserta untuk hadir. Mereka datang dengan berbagai cara, ada yang naik kendaraan pribadi atau pun angkutan umum. Bahkan yang berjalan harus dibantu tongkat atau pun kursi roda, tetap hadir. Tidak ada yang dibayar, bahkan harus mengeluarkan uang untuk pembelian kaus. Tapi tak ada yang mengeluh, dan ini alasan utamanya -- jawaban dari hampir semua yang sempat ditemui di acara itu -- adalah karena "Jokowi orang baik, sudah terbukti bekerja, tidak suka menyebar fitnah dan kebohongan, terus bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, bahkan anak-anaknya tidak ada yang ikut dalam proyek pemerintah".
Hal lainnya yang didapatkan sambil berseloroh, "Coba kalau dulu antarSMA ngumpul, bisa-bisa udah berantem atau tawuran, sekarang bukan saja karena sudah jadi alumni dan sudah lebih dewasa juga dalam berpikir, tetapi karena satu tujuan, bersama-sama mendukung Jokowi".
Menarik pula, perhelatan kali ini menjadi ajang reuni antarteman sesama alumni SMA di Jakarta. Bukan hanya teman satu sekolah dan satu angkatan tahun masuk, tetapi juga lintas sekolah dan lintas angkatan. Sampai-sampai teman sekampus ketika mahasiswa, yang ketika SMA bersekolah di Jakarta walau pun di sekolah yang berbeda.
Malah lebih seru lagi, ternyata banyak yang saling terkait antarsekolah dan antarangkatan. Ada yang temannya di sekolah berbeda ternyata adalah saudara dari teman satu sekolah, dan tak sedikit pula keluarga yang hadir, karena baik ayah, ibu, anak, sampai cucu, pernah bersekolah di SMA di Jakarta.
Terima kasih Jokowi yang telah menyatukan kami semua dalam reuni yang mengesankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H