Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

LRT Diabadikan dalam Prangko Indonesia

Diperbarui: 28 September 2018   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prangko baru | Olah pribadi

Moda transportasi terbaru di Indonesia yang berjalan di atas rel, LRT atau singkatan Light Rail Transit, diabadikan dalam prangko. Seri prangko Indonesia itu diterbitkan tepat pada Hari Kereta Api 28 September 2018.

Selain LRT, seri prangko itu juga menampilkan kereta api rumah sakit (rail clinic). Yang disebut terakhir ini adalah kereta api yang merupakan rumah sakit berjalan dan gerbong-gerbongnya dilengkapi dengan berbagai peralatan medis.

Tanggal 28 September ditetapkan sebagai Hari Kereta Api untuk menandai peristiwa bersejarah yang terjadi sekitar sebulan sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI. Segera setelah Kemerdekaan RI diproklamasikan oleh Sukarno-Hatta, karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) berusaha mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari Jepang.

Lalu pada 28 September 1945, Ismangil yang memimpin AMKA dan sejumlah tokoh AMKA lainnya membacakan pernyataan sikap bahwa mulai tanggal itu kekuasaan perkeretaapian resmi diambil alih dari Jepang dan berada di tangan bangsa Indonesia. Peristiwa bersejarah itulah yang menjadikan Pemerintah akhirnya menetapkan 28 September sebagai Hari Kereta Api.

Tahun ini, bertepatan dengan 73 tahun Hari Kereta Api tersebut, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menerbitkan seri "Perkeretapian di Indonesia" dengan tema "Bakti untuk Negeri" yang terdiri dari dua desain berbeda. Pertama bergambar LRT, dan kedua bergambar kereta rumah sakit, yang masing-masing berharga satuan (nominal) Rp 3.000.

Masing-masing prangko istimewa itu berukuran 41,60 x 25,31 milimeter dengan warna empat separasi ditambah satu invisible ink, menggunakan kertas Russel Tulis yang berperekat (gummed paper), menggunakan sistem cetak offset, dan dicetak keseluruhannya sebanyak 900.000 keping. Desainer prangko ini adalah Pos Kreatif dari PT Pos Indonesia, dan dicetak di Perum Peruri.

Sampul Hari Pertama (SHP) Perkeretapian di Indonesia (gambar kanan bawah) yang dicetak 2.000 set. (Foto: PT Pos Indonesia)

Selain prangko, PT Pos Indonesia juga menerbitkan Sampul Hari Pertama (SHP) sebanyak 2.000 set yang dijual seharga Rp 11.000 perlembar.

Benda filateli yang disebut SHP adalah amplop surat yang di bagian kiri depan dicetak gambar dan tulisan yang bertalian dengan prangko yang ditempel di bagian kanan atas depan amplop itu, lalu dibubuhi cap pos (stempel pos) hari terbit pertama. Sama seperti prangko, desainer yang merancang SHP tersebut adalah dari Pos Kreatif.

Penerbitan prangko dengan tema kereta api ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Indonesia sudah beberapa kali menerbitkan prangko dengan desain dan tema kereta api. Ini jelas menambah banyaknya prangko kereta api Indonesia, dan kereta api merupakan salah satu tema yang banyak disukai para kolektor prangko atau filatelis di banyak negara.

Penampilan LRT, yang diambil dari gambar LRT di Palembang, Sumatera Selatan, yang diluncurkan menjelang pesta olahraga Asian Games XVIII, menunjukkan pula bahwa negara kita ini telah memasuki era moda transportasi modern, sama seperti negara-negara lainnya di dunia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline