Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Ketika Anak-anak SD Belajar Arkeologi

Diperbarui: 14 April 2018   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para siswa kelas VI SD Victory Plus menyimak penjelasan tentang apa itu arkeologi. (Foto: Victory Plus

Arkeologi berasal dari kata archaeo (arkeo) yang berarti kuno atau masa lalu dan logos (logi) yang berarti ilmu. Jadi arkeologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang kuno atau masa lalu. Hal apa yang kuno atau masa lalu yang dipelajari arkeologi? Segala sesuatu tentang manusia, kehidupan, dan lingkungannya di masa lalu

Di kalangan masyarakat umum gampangnya disebut ilmu purbakala, arkeologi biasanya merupakan jurusan atau  program studi (prodi) di perguruan tinggi. Ada beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang membuka jurusan atau prodi arkeologi, di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Jambi.

Para siswa SD Victory Plus tekun mendengar dan mencatat. (Foto: Victory Plus)

Tapi bagaimana kalau anak-anak Sekolah Dasar belajar arkeologi? Ternyata seru juga. Paling tidak itu yang terlihat ketika para siswa kelas VI Sekolah Dasar Victory Plus di bilangan Bekasi, Jawa Barat, mengundang seorang sarjana arkeologi ke sekolah mereka. Di sana, mereka dengan asyiknya belajar arkeologi.

Diawali dengan perkenalan apa itu arkeologi dan siapa yang disebut arkeolog. Makin seru ketika para siswa diajak berkenalan dengan para detektif. Bukan detektif kasus-kasus kejahatan, tetapi detektif untuk membuka misteri dari masa  lalu.

Arkeolog itu seperti detektif, tapi dia tidak melacak kasus kejahatan. Arkeolog melacak atau mencari tahu tentang kehidupan manusia di masa lalu. Misalnya dengan mempelajari prasasti atau tulisan-tulisan yang diukir pada batu, lempengan logam, daun lontar, dan bahan lainnya,  yang merupakan peninggalan dari masa lalu. 

Di prasasti itu diukir kalimat-kalimat yang menerangkan tentang isi prasasti dan raja yang mengeluarkan prasasti tersebut.

Sebagian siswa SD Victory Plus maju ke depan mempresentasikan jawaban mereka. (Foto: Victory Plus)

Prasasti atau naskah-naskah kuno juga dapat menjadi petunjuk bila ditemukan suatu peninggalan bersejarah seperti candi dan bangunan kuno lainnya. Mempelajari isi prasasti dan naskah kuno akan membantu  untuk lebih mengenal keberadaan candi atau bangunan kuno yang ada.

Dijelaskan juga, benda bersejarah itu ada yang mudah dilihat, seperti bangunan-bangunan besar. Begitu pun benda-benda berukuran kecil, seperti piring keramik atau jam kuno yang masih digunakan atau disimpan dengan baik.

Namun banyak pula benda-benda bersejarah yang masih belum diketahui, ada yang tersimpan di dalam tanah dan ada juga yang di dalam perairan, sungai atau laut. Nah, untuk benda-benda semacam ini, Arkeolog juga menyelidiki tempat  yang diduga terdapat benda bersejarah, misalnya yang tersimpan di dalam tanah. Lokasi tanah itu kemudian diukur dan dipetakan secara khusus lokasi yang akan digali atau dalam istilah arkeologi disebut "ekskavasi".

Dalam ekskavasi, semua harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai benda yang dicarinya rusak. Ekskavasi atau penggalian arkeologi dilakukan dengan teliti, sedikit demi sedikit. 

Pada saat itu juga, arkeolog melakukan dokumentasi kegiatannya, dengan memotret dan mencatat segala sesuatu di kotak galian yang ada.  Bila menemukan benda yang diduga benda bersejarah, diangkat hati-hati dan dibersihkan dengan sikat, kuas, atau ayakan. Bahkan ada arkeolog yang menggunakan kaus tangan agar keringat pada kulit tangan tidak terkena benda yang ditemukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline