Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Akhir Pekan di Jakarta, Pameran Dunia Komik Menunggumu

Diperbarui: 13 April 2018   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komik-komik menghibur di Pameran Dunia Komik yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. (Foto: BDHS)

Mau ke mana akhir pekan ini? Bila Anda berada di Jakarta dan sekitarnya, salah satu pilihan yang menarik adalah pameran dunia komik yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Acara yang telah diadakan sejak 2 April 2018 itu, masih berlangsung sampai 18 April mendatang. Jadi masih ada kesempatan untuk mengunjunginya.

Komik yang disusun dalam bingkai-bingkai kanvas menggambarkan pula gadget-gadget masa kini. (Foto: R. Andi Widjanarko)

Pameran ini diselenggarakan oleh Yayasan Seni Rupa Indonesia yang sekaligus menyelenggarakan kompetisi bertajuk Gudang Garam Indonesian Art Award 2018. Terdapat 129 karya komik yang ditampilkan, dan oleh dewan kurator yang terdiri dari Jim Supangkat, Hikmat Darmawan, dan Iwan Gunawan, dipilih karya terbaik berjudul "The Chair" karya Evelyn Ghozali.

Komik ini menggambarkan kisah perjalanan sebuah kursi yang dimiliki keluarga Tionghoa yang bisa jadi menjadi korban kekerasan berdarah pada 1740, di mana banyak orang Tionghoa dibunuh. Hal itu tersirat dari tulisan "Batavia 1740".

Kursi itu kemudian berpindah-pindah pemilik, pernah ada di sudut Jalan Surabaya yang terkenal sebagai tempat jual beli barang-barang antik dan barang koleksi lainnya di Jakarta, dan akhirnya kursi itu menjadi salah satu bagian dari sebuah kafe di kawasan Kotatua Jakarta.

Selain karya Evelyn Ghozali, komik-komik lain yang ditampilkan tak kalah menariknya. Bukan hanya karya para peserta kompetisi, tetapi panitia juga mengundang sejumlah komikus yang telah cukup dikenal di Indonesia.

dok. pribadi

Uniknya, karya-karya komik yang ditampilkan tidak sekadar panel-panel cerita sebagaimana kita bisa melihat pada buku komik, tetapi ada pula yang menggunakan media lainnya. Ada yang menggunakan kanvas, kain dengan rajutan, sampai penggunaan tong, kaleng bekas biskuit, tutup botol, kapas dan benang, serta kayu.

Tidak menyesal mengunjungi pameran tersebut. Banyak yang bisa dilihat dan mengamati serta mengikuti alur cerita komik yang disajikan.

Di bagian awal juga diceritakan mengenai sejarah perkembangan komik Indonesia, mulai dari komik yang menceritakan kisah-kisah pewayangan sampai komik-komik masa kini, lengkap dengan penggambaran berbagai gadget hasil ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Ada beberapa komik yang diangkat dari kisah-kisah sejarah, salah satunya kisah masa-masa akhir kehidupan Presiden pertama RI, Sukarno, yang dirangkum dalam komik berjudul "Perjalanan Singkat". Masa ketika beliau mulai dikenakan tahanan rumah, kehabisan uang untuk menikahkan putrinya, sampai hal-hal menyedihkan lainnya yang dialami Proklamator RI itu.

Dua panil akhir komik (dok. pribadi)

Di samping hal-hal sedih, pameran itu juga menyajikan berbagai komik yang ceritanya mengandung humor. Melihat gambar-gambar komik dan membaca ceritanya, membuat kita ikut tertawa. Paling tidak tersenyum simpul.

Sampai hari ini, pameran tersebut telah dikunjungi banyak orang dari berbagai kalangan, mulai anak-anak sampai kakek dan nenek. Uniknya pula, sosok yang mirip tokoh komik rekaan Herge, komikus asal Belgia, ikut hadir mengunjungi pameran tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline