Seorang sahabat Pembina Pramuka dari Klaten, Jawa Tengah, Lanang Kuncoro, mengunggah desain karyanya untuk menyambut Hari Baden-Powell (B-P) 22 Februari 2018. B-P, yang kemudian bergelar Lord, adalah pendiri gerakan kepanduan, suatu pendidikan nonformal di luar lingkungan keluarga dan sekolah yang kegiatannya sebanyak mungkin di alam terbuka. Tokoh yang kemudian diberi julukan Bapak Pandu Sedunia itu dilahirkan pada 22 Februari 1857, dan pada tahun ini tepat 161 tahun kelahirannya.
Gerakan kepanduan yang digagas melalui suatu perkemahan di Pulau Brownsea, dekat London, Inggris, pada 1 Agustus 1907, dan kemudian pengalamannya dituangkan oleh B-P dalam buku berjudul Scouting fot Boys pada 1908, masuk ke Indonesia pada 1912, dan kini organisasinya disebut Gerakan Pramuka.
Sama seperti di negara-negara lain yang mempunyai organisasi gerakan kepanduan, para Pramuka di Indonesia juga memperingati Hari B-P yang oleh sebagian orang di luar negeri disebut Founder's Day atau Thinking Day. Salah satu cara memperingatinya dilakukan oleh Pembina Pramuka dari Klaten tersebut dengan membuat desain khusus Hari B-P.
Di dalam desain itu terdapat tulisan "You're allowed to scream you're allowed to cry but do not give up", ucapan B-P yang bila diterjemahkan secara bebas berarti, "Kamu boleh berteriak, kamu boleh menangis, tapi jangan pernah menyerah".
Ucapan yang sungguh berarti di sepanjang masa. Termasuk masa kini, yang walaupun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya telah membantu umat manusia menjadi lebih aman, nyaman, dan sejahtera, pada kenyataannya masih banyak kendala untuk mencapai situasi yang lebih baik itu.
Tak heran bila gerakan kepanduan sedunia yang dinaungi dalam the World Organization of the Scout Movement (WOSM), sebagai wadah organisasi kepanduan dari seluruh dunia, selalu mengingatkan semangat yang diutarakan B-P dan memasang slogan "Scouts creating a better world" (Para Pandu menciptakan dunia yang lebih baik). Jangan menyerah untuk membantu menjadikan dunia yang lebih baik.
Masih banyak peperangan, wabah penyakit, ketidakadilan, ketimpangan sosial, bahkan kini semakin sering terdengar kasus-kasus intoleransi dan penyebaran informasi-informasi hoax, para Pandu di seluruh dunia termasuk anggota Gerakan Pramuka, mungkin ada yang berteriak dan mengeluh, mungkin pula ada yang menangis menghadapi situasi sulit yang dihadapinya. Itu boleh saja, demikian kata B-P.
Tapi setelah berteriak dan menangis, bangkit kembali dan jangan pernah menyerah. Tetaplah berusaha yang terbaik. Apalagi sebagai seorang Pandu atau Pramuka atau apa pun sebutannya, pasti sudah mengucapkan kode kehormatan berupa janji yang di Indonesia dikenal dengan nama Dwi Satya (untuk Pramuka Siaga 7-10 tahun) dan Tri Satya (untuk Pramuka lainnya). Kata-kata awal dalam janji itu berbunyi "On my honour, I promise that I will do my best" (Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh).
Janji itu dilanjutkan dengan janji untuk bersungguh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, negara, dan menolong sesama hidup. Janji yang biasanya diulangi kembali saat upacara peringatan Hari B-P, janji dan semangat untuk tidak menyerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H