Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Para Pandu Senior: Biar Tua Tetap Semangat

Diperbarui: 9 Oktober 2017   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para peserta Konferensi Dunia ke-28 ISGF mulai berdatangan di Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Bali. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

Satu per satu dari 400 lebih calon peserta konferensi tingkat dunia bertajuk "The 28th International Scout and Guide Fellowship (ISGF) World Conference" yang diadakan di Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Bali, 9-14 Oktober 2017, mulai berdatangan. Sampai tulisan ini diturunkan tercatat para wakil dari 66 negara yang bakal hadir dalam konferensi dunia ISGF tersebut.

ISGF adalah organisasi tingkat dunia yang menaungi berbagai organisasi sejenis di banyak negara sebagai wadah bagi mereka yang pernah aktif di kepanduan dan masih tetap ingin hidup berdasarkan prinsip dan nilai-nilai kepanduan. Ada pula yang menamakan mereka sebagai "pandu senior", para mantan pandu atau pandu tua yang tetap bersemangat.

Di antara prinsip dan nilai kepanduan yang masih mereka lakukan antara lain sikap untuk selalu bertakwa kepada Tuhan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, senang mengembangkan persaudaraan seluas dunia, siap menolong sesama hidup, ikut serta membangun masyarakat, dan senantiasa berusaha hidup sehat baik secara jasmani maupun rohani.

Selain yang pernah aktif di kepanduan, anggota organisasi itu juga terbuka bagi anggota dewasa di atas 25 tahun yang meski di usia mudanya tidak sempat menjadi anggota gerakan pendidikan kepanduan, tetapi menyenangi dan berminat pada aktivitas kepanduan.

Greg Davies, peserta dari Australia, yang terlihat penuh semangat seperti juga peserta lainnya. (Foto: R. Andi Widjanarko, IS)

Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah konferensi tingkat dunia tersebut diputuskan dalam konferensi sedunia ke-27 ISGF yang diadakan di Australia pada 2014. Selain mereka yang pernah aktif atau masih tetap aktif di kepanduan, anggotanya adalah juga orang dewasa yang mencintai gerakan pendidikan kepanduan dan siap ikut berperan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.

ISGF berdiri di Luzern, Switzerland, pada 25 Oktober 1953. Sampai 1996, organisasi itu bernama the International Fellowship of Former Scouts and Guides (IFOFSAG). Baru kemudian diubah menjadi ISGF.

Di Indonesia, organisasi nasionalnya bernama Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada). Sejak 1961 sekian banyak organisasi gerakan kepanduan disatukan dalam satu wadah bernama Gerakan Pramuka. Beberapa tokoh Pandu yang tidak bergabung dalam Gerakan Pramuka, kemudian membentuk wadah tersendiri pada akhir 1960-an.

Usulan itu kemudian dikukuhkan oleh pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sehingga akhirnya resmi dibentuk Himpunan Pandu Wreda (Hiprada), melalui Keputusan Kwartir Nasional bernomor 075/KN/1975 tertanggal 22 Juli 1975. Belakangan, organisasi itu diubah menjadi Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada), karena banyak pula ingin bergabung mereka yang pernah aktif di Gerakan Pramuka namun tidak mengalami masa di kepanduan sebelum 1961. Sekarang, Hipprada terbuka untuk mereka yang berusia di atas 25 tahun, baik yang pernah maupun tidak menjadi Pandu atau Pramuka.

Prof. Dr. Haryono Suyono dan Mida Rodrigues. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

Saat ini, Hipprada dipimpin oleh Prof. Dr. Haryono Suyono, mantan Menko Kesra. Sedangkan di tingkat dunia, ISGF dipimpin oleh sebuah World Committee yang diketuai Mida Rodrigues. Agenda konferensi tingkat dunia di Bali kali ini antara lain akan membahas kandidat-kandidat negara yang bakal diterima sebagai anggota penuh ISGF. Ada lima negara yang diusulkan menjadi anggota penuh, yaitu Nepal, Qatar, Turki, Uni Emirat Arab, dan Zambia.

Konferensi juga akan membahas rencana tindak lanjut organisasi tersebut untuk masa bakti 2017-2020, dan sejumlah pembahasan untuk lebih meningkatkan peran dan partisipasi ISGF di masa mendatang. Tak kalah menariknya, para peserta akan diajak pula mengenal Bali lebih mendalam dengan kunjungan ke sejumlah banjar. Semua kegiatan konferensi itu dikordinasi oleh panitia yang diketuai Djoko Hardono, mantan Kepala Protokol Istana dan diplomat kawakan yang juga aktif di kepramukaan pada masa mudanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline