Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Terumbu Karang Kepulauan Anambas dalam Prangko Indonesia-Singapura

Diperbarui: 9 September 2017   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prangko bersama Indonesia-Singapura 2017 dalam komposisi

Ketika Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Perdana Menteri Republik Singapura, Lee Hsien Loong, mengadakan pertemuan bersama di Singapura, pada Kamis, 7 September 2017, untuk menandai 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara bertetangga itu, salah satu acaranya adalah pembukaan selubung mock-up (gambar yang diperbesar) dari prangko terbaru yang diterbitkan kedua negara.

Prangko penerbitan bersama Indonesia-Singapura bergambarkan terumbu karang. Baik di Indonesia maupun di Singapura, masing-masing menerbitkan prangko dengan gambar yang sama. Prangko Indonesia berharga satuan (nomimal) Rp 5.000, sedangkan prangko Singapura berharga satuan Sin $ 1.30.

Ini bukan pertama kalinya Indonesia dan Singapura mengadakan penerbitan bersama. Delapan tahun lalu, tepatnya  pada 2009, juga pernah ada penerbitan bersama kedua negara yang warna benderanya sama-sama mengandung unsur Merah dan Putih. Ketika itu, prangko Indonesia bergambar arca Singa Ambara Raja dari Singaraja, Bali, serta kereta gantung di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Sedangkan dari Singapura, gambar prangkonya adalah patung Merlion yang terkenal itu, serta kereta gantung di Pulau Sentosa, salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi di Singapura.

Prangko Indonesia-Singapura terbitan 2009 dalam Sampul Hari Pertama. (Foto: Pos Indonesia)

Kali ini, tema yang dipilih adalah keindahan bawah air, khususnya keindahan terumbu karang. Dari Indonesia ditampilkan terumbu karang dari Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, sedangkan dari Singapura, terumbu karang dari perairan setempat. Terumbu karang merupakan habitat penting bagi berbagai tumbuhan laut, hewan laut, dan berbagai mikroorganisme lainnya yang ada di lautan.

Penerbitan kali ini menyambut 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura bisa dibilang lebih meriah, sampai-sampai kedua kepala pemerintahan dari Indonesia dan Singapura, ikut meluncurkannya. Bahkan bukan di Singapura saja, di Jakarta pun pada hari dan jam yang sama, dilakukan peluncuran penerbitan prangko bersama Indonesia-Singapura tersebut.

Di Jakarta, peluncuran prangko tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M Ramli, bersama Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Republik Singapura di Indonesia, Jonathan Han. Dalam peluncuran tersebut hadir pula Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahyu Setijono, serta perwakilan dari Kementerian Luar Negeri RI.

Souvenir sheet (lembar kenangan) prangko Indonesia-Singapura 2017. (Foto: Ditjen PPI, Kominfo)

Pemilihan tanggal 7 September memang disesuaikan dengan  7 September 1967, 50 tahun lalu ketika hubungan diplomatik Republik Indonesia dan Republik Singapura dibuka secara resmi pada tingkat Duta Besar  melalui penandatanganan Joint Communique oleh Menteri Luar Negeri Singapura waktu itu, S  Rajaratnam, dan Menteri Luar Negeri Indonesia waktu itu, Adam Malik.

Prangko Indonesia dicetak oleh Perum Peruri berdasarkan desain yang dikerjakan tim PosKreatif PT Pos Indonesia. Jumlah cetak sebanyak 300.000 set dalam format full sheet dengan komposisi 12 keping prangko per lembar. Selain prangko diterbitkan juga souvenir sheet (lembar kenangan) seharga Rp 20.000 yang dicetak hanya sejumlah 8.888 lembar saja.  Biasanya lembar kenangan prangko Indonesia dicetak sebanyak 10.000 sampai 15.000 lembar.

Di luar itu, masih ada lagi Sampul Hari Pertama (SHP), yaitu amplop yang di bagian kiri depan mempunyai gambar dan tulisan yang satu tema dengan prangko yang diterbitkan, kemudian di kanan atas depan amplop itu ditempel prangko yang diterbitkan, serta dibubuhi dengan cap (stempel) pos hari terbit pertama.

Sampul Hari Pertama prangko Indonesia-Singapura 2017. (Foto: Ditjen PPI, Kominfo)

Kali ini, SHP yang dicetak juga berjumlah terbatas hanya 2.000 lembar dan dijual seharga Rp 15.000 perlembar. Biasanya SHP Indonesia dicetak sebanyak 5.000 lembar setiap kali ada penerbitan prangko.

Keindahan gambar prangko yang dipuji Dirjen PPI, juga diakui banyak kolektor prangko atau dikenal juga dengan sebutan filatelis yang hadir pada peluncuran prangko tersebut di Jakarta. Saat peluncurannya saja, sudah banyak filatelis yang membeli. Penerbitan prangko kali ini memang diperkirakan bakal banyak diminati, karena gambar prangko tersebut yang menceritakan keindahan pemandangan di bawah laut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline