Selama lima hari, dari 25 sampai 29 April 2017, berlangsung “Pameran Pendukungan Warisan Budaya Takbenda Road to UNESCO” di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta. Pameran tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan lebih memasyarakatkan tiga warisan budaya takbenda, yaitu Perahu Pinisi, Pencak Silat, dan Pantun. Ketiganya tengah diajukan untuk menjadi warisan budaya dunia, yang bakal dibahas di Sidang Umum UNESCO, suatu badan PBB yang mengurus pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Para Pramuka pun ikut tampil dalam pameran tersebut. Beberapa kakak Pembina Pramuka dan adik-adik Pramuka Penegak dan Pandega dari Kwarcab Tangerang Selatan, Kwarda Banten, dibantu beberapa kakak Pembina Pramuka dari DKI Jakarta, ikut memperagakan dan memimpin pengenalan dan pelatihan tali-temali serta simpul-simpul tali.
Seperti diketahui, pada kapal-kapal layar tradisional seperti kapal layar Pinisi, keterampilan tali-temali dan membuat simpul yang benar, memegang peranan penting mulai dari saat membuat kapal sampai melayarkannya. Dulu, kapal-kapal dibuat hampir tanpa paku besi, hanya diikat dengan tali atau pun disambung dengan pasak kayu.
Sementara saat dilayarkan, tali-temali dan simpulnya juga memegang peranan penting. Mulai dari mengikat jangkar, menyambung layar dengan tiang di kapal, dan banyak hal lainnya. Itulah sebabnya, kemampuan tali-temali dan membuat simpul-simpul yang juga diajarkan dalam kegiatan kepramukaan, mempunyai banyak kegunaannya.
Dipimpin Kak Supriyadi, pengunjung pameran yang terdiri dari siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, diperkenalkan mulai dari jenis-jenis tali, berbagai cara mengikat, serta manfaat simpul-simpul yang ada. Para pengunjung juga diajak bermain dengan membuat ikatan dan simpul sederhana.
Kak Pingkan Margaretha melatih penggunaan simpul untuk membuat berbagai pernak-pernik yang menarik. Seperti contohnya gelang berwarna-warni dari tali. Mereka yang berhasil membuatnya, dapat membawa pulang sebagai kenangan pribadi telah mengikuti pelatihan.
Bukan itu saja. Pihak panitia penyelenggara dari Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, juga menyediakan beberapa hadiah menarik. Maka Kak Supriyadi mengadakan sejumlah permainan, mereka yang memenangkannya mendapatkan hadiah-hadiah tersebut.
Seperti dikatakan Kak Supriyadi, “Saya ingin mengajak anak-anak untuk menyenangi kegiatan tali-temali. Mengikat dan membuat simpul banyak gunanya, juga untuk keperluan sehari-hari”.
Foto-foto: Hamas Alrafsanjani, Indonesia Scout Journalist
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H