Sejak bergabung dengan Kompasiana pada 26 Mei 2013, saya tergolong Kompasianer yang kurang aktif menulis. Sampai saat ini baru menghasilkan 154 artikel. Namun saat berlangsungnya Kompasianival 2016, saya mungkin tergolong salah satu Kompasianer yang aktif.
Sudah mendaftar untuk ikut beberapa waktu lalu, ketika saatnya tiba saya justru masih menimbang-nimbang, apakah akan membawa laptop atau tidak. Bukan apa-apa, komputer jinjing yang saya miliki masih tergolong buatan lama yang lumayan berat, apalagi harus menempuh perjalanan cukup jauh dan berganti-ganti moda angkutan.
Namun setelah ingat bahwa pada Kompasianival 2016 itu aka nada lomba penulisan cepat “flashblogging”, saya pun memutuskan untuk membawa laptop. Sabtu pagi, 8 Oktober 2016, setelah memasukan laptop dan peralatan lainnya dalam ransel, saya pun berangkat naik ojek menuju Stasiun KA Sudimara di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan.
Naik KRL menuju Stasiun KA Palmerah, saya pun turun dan mengganti moda transportasi dengan bus TransJakarta. Perjalanan ditempuh sampai Halte Balai Sidang, lalu ganti TransJakarta lain yang mengarah ke Cawang. Menunggu cukup lama, barulah saya berhasil naik bus berikutnya dan tak berapa lama kemudian sampai di Halte Pancoran.
Turun dari jembatan, jalan kaki tak sampai lima menit, tibalah saya di Gedung SMESCO tempat berlangsungnya Kompasianival 2016. Setelah mendaftar ulang, menyerahkan beberapa buku – termasuk dua buku tentang filateli atau hobi mengoleksi prangko – saya pun masuk ke dalam ruangan. Saat itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, baru saja memulai memberikan sambutan, atau mungkin lebih tepat berbagi inspirasi tentang pekerjaannya dan upaya kementerian yang dipimpinnya dalam berdiplomasi dan terus menjaga martabat Indonesia di mancanegara.
Sambil mendengarkan kata demi kata dari Menlu kita itu, saya pun mengeluarkan laptop dan mulai membuat tulisan, melakukan aktivitas “flashblogging” pertama pagi itu. Tulisan saya berjudul “Menlu Singgung Bangkitkan Nasionalisme Lewat Media Sosial” dengan ilustrasi foto saya sedang menunjuk gerbang Kompasianival Berbagi, dimuat pada pukul 10:14:41. Tulisan itu kemudian menjadi tulisan “Pilihan” Kompasiana yang bisa dibaca di sini.
Sedang menulis tentang Menlu Retno Marsudi, saya bertemu dengan Ikhwanul Halim, salah satu nominator Kompasiana Award yang juga penulis kisah fiksi ilmiah. Sebagai sesama Trekkies – sebutan untuk para penggemar kisah fiksi ilmiah “Star Trek” – tentu kami senang bisa berjumpa di Kompasianival 2016. Pertemuan itu kemudian saya jadikan tulisan “flashblogging” kedua saya yang bisa dibaca di sini: Bertemu Sahabat Trekkies di KompasianivaL 2016
Tulisan itu saya lengkapi dengan ilustrasi foto saya bersama Ikhwanul Halim yang sama-sama sedang mengangkat tangan memberi salam Vulcan – salah satu ras dalam film “Star Trek” – yang menjadi slogan penting kisah fiksi ilmiah itu, “Live Long and Prosper!” (Panjang usia dan sejahtera). Ada juga foto sampul buku karya Ikhwanul Halim. Tulisan tersebut saya muat pada pukul 11:16:55 dan dijadikan tulisan “Pilihan” Kompasiana.
Sesudah dua tulisan, rupanya baterai komputer jinjing milik saya sudah menipis. Saya sempat bingung, namun akhirnya mendapati adanya booth PT PLN (Persero) yang menyediakan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU). Saya pun berkesempatan mengisi kembali baterai laptop saya dan mulai menulis kembali. Lahirlah tulisan “flashblogging” ketiga saya, tentu saja tentang SPLU tersebut, dengan judul “Untung Ada SPLU di Kompasianival 2016” yang bisa dibaca di sini: Untung Ada SPLU di Kompasianival 2016
Tulisan itu saya lengkapi dengan foto saya sedang duduk di lantai booth PLN sambil menulis pada laptop yang kabelnya terhubung pada SPLU di situ tersebut, ditambah dua foto lainnya terkait SPLU yang ada. Karya “flashblogging” ketiga itu saya muat pada pukul 12:17:24, dan dipilih menjadi “Headline” sekaligus “Pilihan” Kompasiana.
Setelah menulis tiga kali, perut terasa lapar. Saya memang telah membeli sepotong pizza yang dijual di bagian depan ruang penyelenggaraan Kompasianival 2016. Namun, ternyata belum cukup mengenyangkan. Ketika hendak beranjak ke luar untuk mencari makanan lagi, tiba-tiba saya melihat ada Kafe Blogger di dekat pintu masuk.