Perayaan 50 tahun film fiksi ilmiah “Star Trek” berlangsung meriah di tengah-tengah berlangsungnya Indonesia Comic Convention (Indo Comic Con) yang diadakan di Jakarta Convention Centre pada Minggu, 2 Oktober 2016.
Sejak pagi hari, satu-persatu pencinta “Star Trek”, baik yang telah menjadi anggota Komunitas Indonesian Star Trek (Indo Star Trek) maupun pengunjung lain yang juga menyukai kisah fiksi ilmiah yang pertama kali ditayangkan di salah satu saluran televisi di Amerika Serikat pada 1966, telah mulai berdatangan. Sebagian besar mengenakan beragam kostum yang dikenakan dalam kisah fiksi ilmiah itu.
Siang harinya, di panggung yang disediakan Panitia Indo Comic Con 2016, dimulailah perayaan itu. Tapi tunggu, saat acara akan dimulai, tiba-tiba terjadi kesibukan di kiri dan kanan panggung.
Lalu keluarlah sejumlah pasukan Klingon – salah satu ras yang ada di “Star Trek” dan mereka menganggap diri sebagai ras pejuang – lengkap dengan bat’leth masing-masing. Bat’leth adalah pedang dua sisi bangsa Klingon, yang hampir semua sudutnya dapat digunakan untuk menebas atau menusuk lawan.
Tampil garang, para Klingon tersebut langsung menyerang para awak Starfleet, para perwira yang dalam kisah “Star Trek” bertugas di United Federations of Planet (UFP) atau negara federal antarplanet. Terjadilah pertempuran dahsyat. Saling menyerang, saling mengalahkan. Pada akhirnya, para awak Starfleet berhasil mengalahkan lawan-lawannya.
Dalam kisah berikutnya, ada anggota ras Klingon akhirnya bergabung dalam UFP, yaitu tokoh yang terkenal dengan nama Worf, salah satu awak penting dari Starfleet. Klingon sendiri dikembangkan sedemikian baiknya oleh Gene Roddenbeery, pencipta “Star Trek” dan tim film-nya, sehingga menjadi salah satu ras yang mempunyai bahasa tersendiri, bahkan sampai dibuatkan Kamus Bahasa Klingon dengan terjemahan ke Bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya.
Adegan perang pasukan Klingon melawan awak Starfleet itu merupakan bagian pembuka perayaan 50 tahun “Star Trek” yang diadakan Indo Star Trek. Acara kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang apa dan bagaimana kisah fiksi ilmiah itu serta keberadaan para pencinta “Star Trek” di Indonesia.
Tentu saja sebagaimana layaknya ulang tahun, disiapkan pula kue ulang tahun setinggi lima tingkat. Selain itu, ada pula kue tart yang disiapkan lilin dengan angka “50” yang api lilinnya kemudian ditiup bersama oleh sejumlah tokoh Indo Star Trek.
Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu “Klingon Drinking Song”, sebuah lagu yang biasa dinyanyikan bangsa Klingon saat mereka merayakan sesuatu dengan menikmati minuman yang mereka namakan Bloodwine. Meski pun kali ini hanya menikmati minuman ringan, namun tak mengurangi kemeriahan dan kesungguhan para Trekkies atau Trekker – sebutan bagi para penggemar “Star Trek” – untuk bernyanyi.
Tunggu dulu, sebelum acara berakhir, foto bersama selalu menjadi momen yang tak bisa dilewatkan. Setelah itu pun, masih diteruskan dengan kuis-kuis ringan berisi pertanyaan-pertanyaan seputar film “Star Trek” yang diadakan di pojok yang dibentuk seperti bridge atau anjungan dalam pesawat USS Enterprise. Hadiahnya cukup beragam, mulai dari badge Indo Star Trek sampai berbagai pernak-pernik yang dapat digunakan saat menggunakan kostum Starfleet atau kostum lainnya yang ada film “Star Trek”.
Foto-foto: Mutiara Adriane, Indonesia Scout Journalist (ISJ) #2828