Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Hobi Filateli Ternyata Masih Eksis

Diperbarui: 20 September 2016   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian koleksi benda filateli yang dipamerkan di Balai Kota DKI Jakarta. (Foto: BDHS)

Peringatan Hari Anak Membaca Jakarta (Hanjaba) yang diselenggarakan di Balai Kota DKI Jakarta pada Sabtu, 17 September 2016, berlangsung sukses. Acara yang digagas oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah di bawah kepemimpinan Tinia Budiati, menghadirkan dua tokoh nasional sekaligus, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Rudiantara.

Kedatangan Gubernur DKI Jakarta yang akrab dipanggil Ahok itu tentunya karena acara itu terkait dengan kegiatan di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan kehadiran Menkominfo dalam peringatan itu tak lain karena salah satu mata acara yang ditampilkan adalah pameran filateli. Menkominfo secara khusus menyinggung keberadaan filateli atau hobi mengoleksi prangko dan benda-benda pos lainnya sebagai bagian dari aktivitas mencerdaskan, sama seperti kegiatan membaca yang juga membantu mencerdaskan masyarakat.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kiri, membelakangi lensa) dan Menkominfo RI, Rudiantara (kanan, membelakangi lensa) melihat koleksi benda filateli yang ditampilkan. (Foto: R. Soeyono)

Itulah sebabnya juga hadir Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia, Letjen TNI (Purn) R. Soeyono, dan sekretaris jenderal organisasi itu, Rachmat Asaad. Empat filatelis menampilkan koleksi mereka yang terkait dengan tema “Kemerdekaan”, “Indonesia”, dan “Jakarta”. Keempat filatelis itu adalah Berthold DH Sinaulan, Christie Damayanti, Sherlyn Halim, dan Ibnu Jutasa.

Seusai peringatan tersebut, Gubernur DKI Jakarta dan Menkominfo secara khusus mendatangi dan melihat-lihat koleksi benda filateli yang ditampilkan. Menkominfo terlihat sangat antusias melihat sampul (amplop) penerbangan khusus dari Jambore Kepanduan Sedunia 1937. Sedangkan Gubernur DKI Jakarta menaruh perhatian pada koleksi dengan tema “Selamatkan Menara Kemayoran”.

Ahok terlihat mendukung upaya penyelamatan dan pelestarian Menara Kemayoran, tinggalan sejarah dari bekas Menara Pengendali Lalu-lintas Udara Bandara Kemayoran. Bandara tersebut merupakan bandara komersial internasional pertama yang pernah ada di Indonesia. Setelah tak lagi digunakan, Menara Kemayoran itu masih tersisa sebagai bukti sejarah penerbangan Indonesia dan bukti perkembangan kota metropolitan Jakarta, yang patut dilestarikan dan dirawat.

Koleksi yang menampilkan benda-benda filateli dari masa Hindia-Belanda. (Foto: BDHS)

Koleksi lainnya juga menarik perhatian para pengunjung yang datang memenuhi Balai Kota. Mulai dari koleksi dengan tema presiden-presiden RI, koleksi dengan tema Kota Jakarta dan Kota Tua Jakarta di dalam prangko serta benda pos lainnya, dan masih banyak lagi. Seperti dikatakan Dewi, seorang pengunjung yang hadir, “Melihat koleksi yang ada, kita bisa belajar banyak. Dari benda-benda kecil seperti prangko dan kartu pos, ternyata banyak pengetahuan yang bisa dipelajari.”

Pameran filateli seperti ini menunjukkan bahwa aktivitas hobi mengoleksi dan mempelajari prangko serta benda-benda pos lainnya tetap ada walaupun perkembangan zaman demikian pesatnya. Meskipun penggunaan prangko, sampul (amplop surat), dan kartu pos untuk mengirim kabar dan informasi agak terpinggirkan karena diganti oleh pemanfaatan media sosial, tak sedikit yang masih senang mengoleksinya.

Kolektor benda-benda filateli yang lazim disebut filatelis bertebaran di seluruh Indonesia. Bahkan tahun depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah pameran filateli sedunia di Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya, Indonesia juga sukses menjadi tuan rumah pameran filateli tingkat dunia di Jakarta, pada 2012.

Benda-benda filateli Indonesia pun diminati di dalam dan di luar negeri. Selain terbitan baru, dikabarkan bahwa benda-benda filateli berupa prangko dan benda pos lainnya dari zaman Hindia-Belanda (Netherlands Indies), zaman pendudukan Jepang, maupun masa awal kemerdekaan RI, menjadi “buruan” kolektor-kolektor mancanegara. Bisa jadi, nilainya pun akan semakin meningkat lagi menjelang pameran filateli tingkat dunia di Bandung karena banyak kolektor yang ingin menampilkan koleksinya di Bandung, dan saat ini tengah menyusun koleksi masing-masing, mencoba menampilkan benda-benda paling unik, paling langka, dan paling banyak diminati, dalam koleksi masing-masing. Tentunya termasuk koleksi benda-benda filateli dari zaman sebelum Indonesia merdeka dan masa-masa awal kemerdekaan RI tersebut.

Tokoh berkostum Kapten Haddock di depan koleksi benda filateli dengan tema

Menjadi filateli memang tidak rugi, selain mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan dengan mempelajari benda-benda filateli yang dimiliki, juga koleksi yang dimiliki cenderung akan terus meningkat nilainya dari masa ke masa. Ini berarti keuntungan ganda bagi setiap filatelis, suatu hal yang menambah kegembiraan hati tiap filatelis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline