Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Komunitas Tintin Indonesia dan GMT

Diperbarui: 8 Maret 2016   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Poster ajakan bagi Komunitas Tintin Indonesia untuk melihat GMT di Monumen Nasional, Jakarta, walaupun di wilayah ibu kota RI kabarnya GMT hanya terlihat sebagian saja. (Foto: Koleksi Komunitas Tintin Indonesia)"][/caption]

Untuk kesekian kalinya, fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) akan dapat disaksikan di sejumlah daerah di Indonesia pada Rabu, 9 Maret 2016. Sebagaimana banyak anggota masyarakat Indonesia, rekan-rekan dari Komunitas Tintin Indonesia (KTI) juga tak akan melewatkan kesempatan melihat GMT, yang amat jarang terjadi itu.

Ada yang secara khusus mempersiapkan diri untuk menyaksikan GMT di daerah-daerah yang memang dilalui pergerakan matahari, namun ada pula yang hanya di kota masing-masing. Termasuk sejumlah anggota KTI yang ingin menyaksikan GMT di Jakarta, walaupun menurut informasi hanya terlihat sebagian saja. Para anggota KTI yang ada di Jakarta itu akan berusaha berkumpul di dekat silang Monumen Nasional Jakarta, untuk bersama melihat kejadian langka itu.

[caption caption="Sampul komik "Petualangan Tintin Tawanan Dewa Matahari" terbitan Indira, yang pertama kali terbit 1976. (Foto: Istimewa)"]

[/caption]

Bagi anggota KTI dan penggemar kisah “Petualangan Tintin” umumnya, GMT juga sedikit banyak sudah mereka ketahui melalui komik atau cerita bergambar karya Herge, komikus asal Belgia itu. Dalam salah satu seri “Petualangan Tintin” yang dalam Bahasa Indonesia berjudul “Petualangan Tintin di Kuil Matahari’ (terjemahan PT Gramedia Pustaka Utama/GPU) atau sebelumnya dalam terjemahan PT Indira berjudul “Petualangan Tintin Tawanan Dewa Matahari”, dikisahkan juga adanya gerhana matahari itu.

[caption caption="Sampul komik "Petualangan Tintin di Kuil Matahari" terbitan PT Gramedia Pustaka Utama. (Foto: Istimewa)"]

[/caption]

Lokasi gerhana matahari yang dialami Tintin dan kawan-kawan adalah di Peru, Amerika Selatan. Saat Tintin dan kawan-kawan berusaha menyelamatkan Profesor Calculus (atau dalam terjemahan PT GPU disebut Profesor Lakmus) yang diculik. Cerita itu aslinya dimuat secara bersambung di majalah Tintin pada kurun 26 September 1946 sampai 22 April 1948 dalam Bahasa Prancis. Sedangkan dalam bentuk buku komik pertama kali terbit 1949 juga dalam Bahasa Prancis. Edisi Bahasa Inggris-nya pertama kali diterbitkan pada 1962. Dalam Bahasa Indonesia, terjemahan pertama oleh PT Indira terbit pada 1976.

[caption caption="Kreasi "fan art" dari anggota Komunitas Tintin Indonesia menyambut GMT. (Foto: Koleksi Komunitas Tintin Indonesia)"]

[/caption]

Itulah sebabnya, para anggota KTI bersemangat pula menyambut GMT. Sejumlah kreasi “fan art” tentang Tintin dan GMT dibuat oleh para anggota. Bahkan juga mereka membuat kaus khusus yang tidak dikomersialkan, namun hanya sebagai tanda ikut bersemangat menyambut GMT, sekaligus mempopulerkan terus kisah “Petualangan Tintin”.

[caption caption=""Kapten Haddock" berfoto bersama tiga anggota Komunitas Tintin Indonesia yang mengenakan kaus "fan art" bertema "Tintin dan GMT' pada acara Toys Fair di Balai Kartini, Jakarta, Minggu, 6 Maret 2016. (Foto: R. Andi Widjanarko)"]

[/caption]

Bagi pembaca “Kompasiana” dan khususnya Kompasianer yang tertarik bergabung dengan KTI, silakan mampir di akun Facebook group Komunitas Tintin Indonesia. Di situ banyak pembahasan, diskusi, dan pengumuman kapan ada pertemuan berikutnya para penggemar kisah “Petualangan Tintin” di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline