Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pramuka Setia, Siap, dan Sedia

Diperbarui: 29 Januari 2016   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sejumlah peserta mengikuti praktik Diklat SAR di Tangerang Selatan. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"][/caption]

Walaupun merupakan organisasi pendidikan bagi anak dan remaja, Gerakan Pramuka yang merupakan organisasi pendidikan nonformal, juga mempunyai kewajiban untuk siap membantu dan ikut serta membangun masyarakat. Hal itu tertera pada Janji Pramuka – di Indonesia dikenal dengan nama Trisatya Pramuka – yang menekankan pentingnya kewajiban terhadap Tuhan YME, negara, dan menolong sesama hidup.

Tak heran bila para Pramuka juga sering diminta untuk membantu dalam hal-hal yang penting. Mulai dari membantu korban bencana alam, maupun hal lainnya. Intinya, seorang Pramuka harus selalu setia, siap, dan sedia. Itulah juga yang menjadi tema kegiatan pendidikan dan pelatihan Search And Rescue (Diklat SAR) yang diselenggarakan Gugusdepan KH Agus Salim 05063-05064 Kwartir Cabang Tangerang Selatan, yang berpangkalan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Diklat SAR itu digelar di Hutan Kota Witana Harja, Kecamatan Pamulang, 28 sampai dengan 31 Januari 2016.

[caption caption="Para peserta Diklat SAR sedang mendengarkan teori SAR, sebelum nantinya dilakukan praktik. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]

[/caption]

Selain dari Tangerang Selatan, peserta juga datang dari beberapa wilayah di Provinsi Banten, Bekasi (Jawa Barat), bahkan dari Sumatra Barat. Tercatat 40 peserta yang lolos seleksi pendahuluan, dan diberikan kesempatan mengikuti Diklat SAR tersebut. Sebelumnya, para calon peserta harus mengikuti sejumlah test, termasuk uji kesamaptaan, yang meliputi lari 12 menit, push up, sit up, pull up, dan shuttle run.

Sementara, instruktur untuk Diklat SAR itu, selain dari lingkungan Gerakan Pramuka, juga dari kalangan militer, dan badan SAR. Tenaga-tenaga ahli dalam bidang survival tersebut, diharapkan mampu memberikan bekal bagi para peserta, untuk kelak dapat menjadi tenaga SAR yang diandalkan.

Di luar empat hari pelatihan, peserta masih akan terus mengikuti praktik pelatihan sehingga mencapai 664 jam latihan, sampai Desember 2016. Termasuk membantu sebagai relawan di Jambore Nasional (Jamnas) Gerakan Pramuka yang akan diadakan di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, 14-21 Agustus 2016, penjelajahan alam di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, yang akan diakhiri dengan menetapkan para peserta yang lulus sebagai anggota tim SAR.

[caption caption="Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Editha Rahaded, didampingi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka tingkat Nasional, Kak Ganet Boedi Oetomo, memasang "scarf" (setangan leher" pada peserta, menandai dibukanya acara Diklat SAR tersebut. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]

[/caption]

Ketika membuka acara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Pusdiklatnas), Kak Ganet Boedi Oetomo, menekankan pentingnya Pramuka mempunyai keterampilan SAR. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat luas pada saat-saat yang dibutuhkan. Dalam pelatihan ini, Kak Ganet juga mengharapkan agar sama di semua kegiatan kepramukaan, manajemen risiko tetap harus menjadi perhatian.

Para peserta nantinya akan mendapatkan teori dan praktik, baik dalam aktivitas di darat maupun di air. Danau di Taman Kota Witana Harja itu, akan menjadi tempat praktik latihan penanganan SAR di perairan.

[caption caption="Kak Supriyadi (kiri) dan Kak Berthold Sinaulan memberi pengarahan singkat kepada para peserta Diklat SAR. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline