Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Jakarta di Masa Lalu (1): Naik Helicak di Jakarta Fair

Diperbarui: 26 Desember 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Helicak, angkutan umum yang namanya merupakan gabungan dari "helikopter' dan "becak". (Foto: Wikimedia.org)"][/caption]

Buat yang tidak mengalaminya, baiklah saya jelaskan terlebih dulu. Helicak adalah kendaraan roda tiga seperti becak, tetapi bermesin, dan bagian penumpangnya tertutup oleh rangka yang dilapisi lempengan besi dengan pintu dan jendela kaca melengkung, seperti kabin helikopter. Itulah sebabnya dinamakan helicopter + becak, disingkat menjadi helicak.

Sedangkan Jakarta Fair atau disingkat JF adalah nama yang sekarang lebih dikenal dengan nama Pekan Raya Jakarta (PRJ). JF pertama kali diselenggarakan pada 1968 dan sampai 1991 dilaksanakan di lapangan Monumen Nasional (Monas), sebelum dipindahkan ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Di JF itulah, tepatnya pada JF 1971, helicak yang memang direncanakan sebagai pengganti becak di Jakarta, diperkenalkan pada umum. Helicak sebenarnya telah diluncurkan pada 24 Maret 1971. Waktu itu, karena masih menggunakan Bahasa Indonesia ejaan lama, maka namanya adalah "Helitjak".

Mesin dan bodi utama kendaraan ini adalah skuter Lambretta dengan mesin 150 CC yang didatangkan dari Italia. Saat pertama didatangkan, helicak dipamerkan di Jakarta Fair (JF) yang diadakan di lapangan Monumen Nasional, Gambir, Jakarta Pusat. Ketika itu pengunjung JF bisa mencoba naik helicak itu dengan membayar karcis dan diajak berkeliling arena JF. Diajak oleh ayah dan ibu, serta beberapa orang kakak saya, kami pun ikut mencoba helicak di JF. Seorang pengemudi siap mengantarkan pengunjung yang telah membayar karcis untuk menumpang helicak itu.

Warna helicak ada bermacam-macam. Sebagian yang masih teringat oleh saya adalah warna merah, oranye, biru, dan hijau. Ada juga yang berwarna hitam dan putih. Namun kehadiran helicak tak lama, seingat saya terakhir bisa dijumpai di pertigaan antara Jalan Imam Bonjol menuju ke arah kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Itu adalah sekitar akhir 1990-an. Setelah itu, tak terlihat lagi helicak di jalan-jalan di ibu kota.

Foto diambil dari

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline