Lihat ke Halaman Asli

Berty Sinaulan

TERVERIFIKASI

Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Kepada Bung Johanis Malingkas

Diperbarui: 12 Oktober 2015   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar, Broer?
Surat ini saya tuliskan kepadamu, karena paling tidak selama ini, Anda yang paling sering mengomentari tulisan-tulisan saya di Kompasiana. Tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentangmu, saya pun mencoba membuka akunmu di Kompasiana. Sungguh di luar dugaan, ternyata Bung Malingkas baru bergabung menjadi Kompasianer pada 9 Maret 2015. Entah ini merupakan akun baru, perubahan dari akun lama, atau memang baru-baru menjadi Kompasianer.
Tetapi justru itu yang membuat saya kagum padamu, Bung. Data-data statistik Anda di Kompasiana sungguh luar biasa. Sampai 12 Oktober 2015 ini, Bung Malingkas telah mem-posting 272 tulisan, dilihat (view) sebanyak lebih dari 67.000 kali, dikomentari lebih dari 2.600 komentar, dan mempunyai rating 3.243 dengan 39 tulisan menjadi headline serta 143 tulisan lainnya di-highlight oleh Kompasiana.
Sungguh pencapaian yang mengagumkan, Bung. Bandingkan dengan saya yang telah bergabung sejak 28 Mei 2013, namun karena sempat beberapa saat “mendiamkan” Kompasiana, maka sampai kini baru mencatat 52 tulisan, dilihat 5.999 kali, mendapat 34 komentar, dan rating-nya baru 34, dengan 28 tulisan yang masuk head line, serta 33 tulisan yang di-highlight oleh Kompasiana.

Bung Malingkas yang baik,
Sungguh pencapaian yang luar biasa telah Bung lakukan di Kompasiana. “Menulis itu menggairahkan hidup…”, motto yang Bung Malingkas sampaikan di akun Kompasiana, tampaknya menjadi gambaran nyata dalam diri Anda.
Saya sendiri yang pernah lebih dari 25 tahun bekerja sebagai wartawan tetap di media massa nasional dan kini meneruskan menjadi pewarta lepas, merasakan betul betapa dengan menulis, kita dapat menjadi lebih bersemangat dalam hidup ini. Sewaktu menjadi pewarta tetap misalnya, meski pun seringkali harus menulis hasil liputan yang telah ditentukan oleh pimpinan redaksi di tempat bekerja, namun tetap saja saya menyempatkan diri menulis tentang keinginan pribadi, keluh-kesah, komentar, dan saran, bahkan juga kritik yang ingin saya suarakan.
Bila tak bisa menulis di media massa tempat saya bekerja, saya menyalurkannya melalui media sosial atau di situs jurnalisme warga. Dulu sebelum internet “menggema” di tahun 2000-an, saya memanfaatkan menulis hal-hal yang saya inginkan namun tidak mungkin ditampung di media tempat saya bekerja dalam bentuk puisi, atau kalau pun tidak, sekadar menulis dan menyimpannya untuk diri pribadi.
Sayang cukup banyak tulisan – yang dulu masih menggunakan mesin ketik – terpaksa hilang, karena tempat saya menyimpan catatan-catatan saya hancur akibat banjir besar yang melanda Jakarta di tahun 2007.

Bung Malingkas yang membanggakan,
Saya belum mengenal Anda secara mendalam, tetapi semangat Anda dalam menulis harus saya puji. Bukan bermaksud membangun sentimen SARA, namun sebagai warga keturunan Sulawesi Utara – walaupun saya lahir dan besar di Jakarta – senang rasanya melihat seorang putra Minahasa yang senang menulis.
Teruskan, Bung. Teruskan semangat menulismu, dan bagikan juga kepada saudara, kerabat, dan teman yang lain. Biar yang lain dan kita sendiri tetap merasakan apa yang Bung Malingkas jadikan motto, “menulis itu menggairahkan hidup”.
Kiranya TUHAN selalu beserta kita.

salam persahabatan dari Jakarta,
Berthold Sinaulan.

NB : Ikuti Event Surat-menyurat di sini (http://www.kompasiana.com/androgini/event-fiksi-surat-menyurat-di-kompasiana_5618f89b4123bd3d16f2001f)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline