[caption id="attachment_361958" align="aligncenter" width="412" caption="Inilah bendera yang dibuat untuk Singapore International Friendship Fiesta 2014, namun terlupakan untuk dibawa. (Foto: Istimewa)"][/caption]
Bagi Pandu/Pramuka di negara mana pun, bendera merupakan salah satu atribut penting dalam berkegiatan. Baik sebagai tanda, lambang, maupun untuk dipakai mengirim pesan, misalnya bendera semafor dan bendera morse. Tak heran bila banyak Pandu/Pramuka atau mereka yang pernah aktif di kepanduan/kepramukaan, senang pula mengoleksi beragam bendera yang ada.
Tahun lalu, secara pribadi penulis diundang untuk menghadiri Singapore International Friendship Fiesta (SIFF) yang diadakan di gedung Kwartir Nasional (Kwarnas) Singapore Scout Association (SSA), organisasi nasional kepanduan di negara tersebut, pada 25 Oktober 2014. Adalah penggagas acara itu, Michael CH Poh, yang secara pribadi pada September 2014, mengundang penulis untuk hadir.
Tak berapa lama kemudian teman dari SSA, Yee Heng Goh, berkunjung ke Jakarta untuk urusan dinasnya. Namun dia menyempatkan diri untuk datang ke gedung Kwarnas Gerakan Pramuka di Jalan Medan Merdeka Timur nomor 6 Jakarta Pusat, dan bertemu dengan penulis. Sekali lagi, undangan untuk hadir pada SIFF dilayangkan kepada penulis yang membuat penulis semakin bersemangat untuk hadir.
Sebelum berangkat, penulis sempat menghubungi pasangan suami istri Pembina Pramuka dari Batam, Kepulauan Riau. Kedua kakak yang menggunakan nama akun Facebook, Mas Endra dan Furen Olien, ternyata mengorganisir sejumlah Pramuka dari Batam untuk menghadiri acara tersebut pula. Jadilah, penulis memutuskan untuk berangkat dari Jakarta ke Singapura melalui Batam. Dari Jakarta menggunakan pesawat terbang, dan sampai di Batam bersama rombongan Pramuka di sana, menyeberang ke Singapura menggunakan ferry.
Acaranya sendiri adalah pertemuan persahabatan antara Pandu/Pramuka dari Singapura dan negara-negara lain. Saat pembukaan yang dihadiri sekitar 600 Pandu/Pramuka dari Singapura, Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, Austria, dan dua peserta pertukaran pelajar dari Brazil dan Meksiko yang mengikuti studi di Batam, Andalan urusan Internasional SSA, Chay Hong Leng mengatakan antara lain, “Kepanduan adalah gerakan besar yang anggotanya bukan hanya di Singapura, tetapi juga di mancanegara. Kamu tentu akan senang kalau bisa mengikuti kegiatan internasional, dan sekarang kegiatan internasional itu ada di Singapura”.
Di luar acara persaudaraan dengan menampilkan atraksi seni budaya dari berbagai negara, karena acara ini digagas oleh Michael Poh yang merupakan pengurus komunitas kolektor benda memorabilia kepanduan di sana, Singapore Scout Collectors Club (SSCC), maka digelar pula pameran berbagai pernak-pernik dan atribut kepanduan.
Itulah sebabnya, penulis mencoba membuat benda memorabilia juga. Selain Prisma (Prangko Identitas Milik Anda) dan sampul peringatan serta kartu pos peringatan yang kemudian dibawa ke Singapura dan dibagi-bagi kepada beberapa sahabat di sana, penulis sebenarnya membuat pula bendera khusus untuk menyambut acara itu. Hanya dibuat dua lembar saja, karena memang tidak ingin dikomersialkan dengan dijual, melainkan untuk menjadi kenang-kenangan bagi panitia penyelenggara.
Penulis membuatnya di satu tempat di kawasan Jakarta Selatan. Pada bendera itu ditempelkan tiga print badge, di kiri atas adalah desain untuk menyambut Jambore Kepanduan Sedunia ke-23 di Jepang kreasi seorang Pramuka Penegak, Taufik Umar Prayoga dari Jawa Barat, di kiri bawah ada desain buatan penulis sendiri, dan di ujung kanan adalah desain logo SIFF. Di tengahnya ada tulisan “Boy Scout” berwarna merah.
Sayangnya setelah sempat membuatnya, penulis disibukkan berbagai kegiatan, akibatnya ketika berangkat ke Singapura, terlupa membawanya. Bahkan sepulang dari acara tersebut, beragam kesibukan tambahan membuat bendera itu seolah terlupakan keberadaannya.
Sampai beberapa waktu lalu datang lagi undangan untuk menghadiri acara itu yang untuk kedua kalinya diadakan. Friendship fiesta dan sekaligus peresmian SSCC. Tempatnya masih sama di gedung Kwarnas SSA, pada minggu pertama Juni 2015. Sama seperti acara yang pertama, Michael CH Poh dan Yee Heng Goh juga secara pribadi mengundang penulis. Kabarnya sahabat-sahabat dari Batam juga akan hadir.
Kebetulan pula, ketika beberapa waktu lalu saat membersihkan gudang di lantai atas rumah, penulis menemukan kembali bendera yang sempat terlupakan itu. Masih dalam kondisi baik, tersimpan di dalam bungkusan plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H