Lihat ke Halaman Asli

Bert Toar Polii (Bertje)

Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Pengalaman Menggeluti Nomor Senior Selama 10 Tahun

Diperbarui: 1 September 2023   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Senior Djarum Juara Bangkok Bridge Festival. Koleksi Pribadi

Pengalaman Menggeluti Nomor Senior Selama 10 Tahun

Oleh : Bert Toar Polii

Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu sehingga sepertinya belum lama, tapi ternyata sudah 10 tahun tukang bridge menggeluti nomor senior dalam olahraga bridge.

Sebelum lanjut ada baiknya tukang bridge menguraikan sepintas tentang sejarah munculnya nomor senior dalam olahraga bridge.

Nomor senior dimulai oleh World Bridge Federation pada tahun 2001 bergabung dalam Kejuaraan Dunia Bermuda Bowl untuk Open Team dan Venice Cup untuk Woman Team. Kemudian pada tahun 2019 di Wuhan China bertambah satu nomor lagi, yaitu Mixed Team.

Nomor senior Bowl memperebutkan Senior Bowl dan pada kejuaraan perdana ini Indonesia belum ikut. Syarat usia ditetapkan 55 tahun keatas. Namun sejak tahun 2011 naik menjadi 60 tahun keatas dan kemudian tahun 2018 berubah lagi 61 tahun keatas dan akan naik setiap dua tahun sampai tahun 2026 jadi 65 tahun keatas.

Penulis punya pengalaman menarik dengan perubahan usia ini. Tahun 2011 ketika bridge pertama kali diikutsertakan di SEA Games 2011, PB Gabsi menetapkan aturan pemain yang boleh ikut hanya yang berusia dibawah 55 tahun. Akibatnya penulis yang saat itu berusia 58 tahun tidak bisa ikut. Tapi karena syarat usia senior juga berubah jadilah di kedua event ini tidak bisa berpartisipasi. Namun kemudian tukang bridge ditunjuk sebagai salah satu pelatih untuk kontingen bridge SEA Games 2011. Sebagai pelatih di usia 58 tahun sempat ikut pelatihan di Kopassus yang cukup berat tapi bisa dilalui dengan baik bahkan melampaui ekspektasi karena masuk 5 besar pelatih terbaik waktu itu.

Indonesia baru mulai ikut tahun 2003 di Paris setelah meloloskan diri dari seleksi Zone VI APBF yang waktu itu diadakan di Manila.

Tim senior diperkuat Henky Lasut/Eddy Manoppo, Harsudi Supandi/Wolter Dirk Karamoy dan Denny Sacul/Arwin Budiraharja berakhir peringkat 5.

Tahun 2005 di Estoril Portugal baru meraih medali perak dengan para pemain Amiruddin Jusuf/Arwin Budirahardja, Henky Lasut/Eddy Manoppo dan Munawar Sawiruddin/Denny Sacul.

Prestasi terus berlanjut di tahun 2007 di Sanghai China juga medali perak hanya saja ada dua tambahan pemain Ferdy Waluyan/Anindra Lubis menggantikan Amiruddin Jusuf/Arwin Budirahardja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline