Di bibir laut Jawa yang lidahnya menjulur basah
Tersapu ludah payau berkelindan di relung akar-akar bakau
Sepotong puisi melarung butir-butir pasir abrasi
Tergerus kerinduan akan hangatnya matahari
Hembusan angin laut terasa kering tanpa bulir
Ledakan magma terburai melontarkan lava separuh daya
Tertampar keliaran, titik didih raksa meronta-ronta
Hijau memang hijau, gersang membakar bebatuan
Cadas mengeras dengan pecahan tajam tak beraturan
Menancap kuat-kuat pada nurani yang sekarat
Merajam perlahan di sekujur kelelahan yang tertelan