Lihat ke Halaman Asli

Pentigraf: Tukar Cincin

Diperbarui: 21 Mei 2021   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kukencangkan snap ring yang tergantung di pinggang. Keringat dingin menetes di keningku. Hari ini tower setinggi 16 meter menjadi tempat latihan. Seminggu yang lalu kami menggunakan tower setinggi 12 meter belakang sekolah. Hari ini pelatih kami mengatakan, waktunya uji nyali di lokasi yang lebih alami.

Hari Minggu pagi kami telah tiba di bukit Arga Putra. Letaknya tak jauh dari pusat kota Purworejo, agak ke selatan menyeberangi sungai Bogowonto. Kupandangi tower bambu yang menjulang di depanku. Sejenak aku diliputi keraguan. Tower ini bukan bangunan beton kokoh seperti di sekolah. Ini hanyalah bangunan bambu yang disusun sedemikian rupa menjadi tempat latihan di alam bebas. Tanganku sedikit bergetar mengencangkan tali pengaman yang melilit di tubuhku. Rasa gamang membayangiku. Snap ring yang tergantung di pinggangku terasa lebih berat dari biasanya. Aku kurang konsentrasi sehingga mengambil snap ring yang berbeda ukuran. Tiba-tiba Bayu berujar, "Win! Tukar cincin, yuk!"

Seketika gerakan tanganku terhenti sambil menatap lekat manik matanya mencari pembenaran. Tak percaya dalam kondisi menegangkan Bayu masih sempat-sempatnya melontarkan ajakan itu. "Kapan?", tanyaku gugup. "Sekarang!" Spontan dia menyambar cincin kaitku yang kebesaran dan menggantinya dengan miliknya yang lebih kecil ukurannya. Dengan hati-hati diikatkannya snap ring yang lebih cocok untuk ukuran tubuhku, lalu menepuk pundakku sambil tersenyum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline