[caption id="attachment_292543" align="aligncenter" width="312" caption="Lelakiku Diana, Doc: BY"][/caption] Hmmmmm...satu kata namun sungguh menggoda di telinga seorang wanita. Apalagi kalau sudah disertai dengan kata SEJATI. Berjuta makna tentang kata LELAKI SEJATI dan masing masing orang punya definisi berbeda beda namun mempunyai kesamaan yaitu sebuah sifat ideal pria yang diidamkan tumbuh dalam diri lelaki tersebut yang identik dengan kesempurnaan. Disini saya tidak akan bercerita tentang berbagai makna "lelaki sejati", namun saya akan bercerita secara pribadi pengalaman saya kalau ternyata saya harus mengakui lelakiku bukanlah lelaki sejati yang sempurna tapi DIANA. Lelaki yang pertama kali saya kenal adalah sosok ayah dan saudara laki laki. Namun meski tinggal serumah selama bertahun tahun, ternyata saya belum mengenal betul yang namanya lelaki, sampai akhirnya 12+ tahun yang lalu ada seorang pemuda culun yang memberanikan diri memberikan sebatang coklat putih, yang langsung saya terima dengan senyum dan masuk ke kantong belakang jins belel saya. (Upppss..ternyata si pemuda culun tersebut sempat khawatir coklatnya jadi tidak berbentuk lagi..melihat ulah saya itu). Semenjak kejadian itu kita berdua semakin intens bertemu, saling mengenal dan berbagi. Entah mengapa, di depannya saya begitu nyaman dan tanpa rasa malu sedikitpun beberapa kali melakukan perbuatan konyol. (Pokoknya kalau diingat malu-maluin banged...). Di hadapannya juga saya bisa marah untuk urusan sepele (padahal ya...saya termasuk penyabar dan kalem...ehm..ehm..). D hadapannya dan karenanya juga saya bisa menangis dan juga tertawa terpingkal-pingkal. Banyak tingkahnya yang membuat gregetan tapi juga ngangenin. Di hadapannya juga saya menjadi "posessif", padahal saya termasuk orang yang cuek dan tidak peduli. Entah mengapa magnetnya terlalu kuat buat saya. Di hadapannya pula saya bisa cemburu untuk alasan yang sangat sepele, meski kemudian reda dengan penjelasannya dan tatapannya. Ya..memang pada dasarnya saya percaya dia, yang kadang saya perlukan sekedar mengungkapkan perasaan saya. Setelahnya "plong" dech... Banyak perilakunya yang membuat tersanjung, meski itu hanya hal-hal sepele. Misal ketika pas jaman kuliah dulu, mengambilkan helm untuk kemudian dipakaikan kembali, memegang pundak ketika berjalan, membawakan tas, menuliskan cerita tentang kisah bersama (meski banyak yang isinya konyol dan membuat saya malu), mengajak makan/kumpul bersama dengan teman temannya dan banyak lagi tingkahnya yang membuat saya tersanjung seperti memasang PP berdua (baik di fb, bb atau yang lainnya). Dan sekarang sudah 8 tahun berlalu, kita dalam ikatan yang suci untuk mendaptkan surgaNya. Surga yang sebenarnya. Melalui dialah pintu surga saya akan lebih terbuka lebar. Selama 8 tahun, saya lebih paham, "Oooo..tenyata lelaki itu seperti ini, kulitnya, bentuk tubuhnya, dadanya, kebiasaanya, sentuhannya dan banyak lagi yang membuat saya terpesona dan bergetar". Jadi wajarlah kalau ternyata wanita menyukai lelaki. [caption id="attachment_292546" align="alignleft" width="373" caption="Bergelut dengan duo krucil, Doc: HUMBY"]
[/caption] Saya juga semakin terpesona dan juga bersyukur ketika melihat lelaki itu membujuk si kakak ketika ngambeg tidak mau turun dari mobil dan kemudian membopong kakak..sehingga si Kakak menjadi tertawa tawa dan ceria kembali. Ketika lelaki kecilku (Daffa) dengan manjanya bergelayut denganya dan juga ketika bergelut dengan duo krucil kami yang membuat suasana jadi hebob oleh teriakan teriakan anak kecil. Lelaki itu bukanlah lelaki sejati yang sempurna, lelaki itu kadang juga suka ngambeg seperti anak kecil yang kadang saya tidak tahu alasannya kenapa (meski sebenarnya dah jelas..tapi mungkin saya yang kurang peka). Lelaki itu juga bukan lelaki sejati dengan otot kekar seperti Ade Ray atau Dedi Corbuzer. Namun jujur saya harus mengakui, selama lebih dari 12 tahun, ternyata LELAKI-ku itu DIANA, Diam diam Mempesona....(Gubraggg...hehehe..nggak ada salahnya kan..sedikit memuji.. ) Ya...lelakiku memang Diana, jadi wajarlah kalau saya kadang sedikit cemburu. Semoga dengan 34 tahun pengalaman hidupnya semakin membuatnya matang dan menjadi iman yang baik buat kami semua, Mama, Kakak, Adik dan juga calon adik yg masih di perut. We Love You Pah... Salam, BY *tulisan ini didesikan buat suami tercinta HUM, ayah dari anak-anakku. Being deeply loved by you gives me strength, while loving you deeply give me courage :) [caption id="attachment_292548" align="alignleft" width="300" caption="We Love You, Doc: HUMBY"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H